TARAKAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kalimantan Utara menggelar Webinar dengan mengusung tema “New Norm: Momentum Recovery Perekonomian Kalimantan Utaraâ€, Selasa (16/5/20).
Acara yang dihadiri langsung oleh Gubernur Kaltara Irianto Lambrie dan Ekonom Nasional dari Universitas Padjajaran Bandung, Profesor Arief Anshory Yusuf sekaligus bertindak sebagai narasumber di webinar kali ini.
Adapun untuk jumlah peserta pada acara kali ini mencapai angka 379 yang terdiri dari stakeholder utama Bank Indonesia Kalimantan Utara, akademisi, pengusaha, asosiasi, mahasiswa hingga masyarakat umum.
Sustainable Growth Kaltara di Tengah Pandemi Covid-19
Ekonom Nasional Prof. Arief Anshory Yusuf mengatakan, pada tahun 2020 Kementerian Keuangan memproyeksikan perekonomian Indonesia akan berada pada rentang -0,4% – 2,1%. Adapun secara regional Kaltara masih mampu tumbuh sebesar 5,01% (yoy) pada triwulan I 2020 yang menjadikan Kaltara sebagai Provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang masih tinggi di masa pandemi saat ini.
“Pandemi Covid-19 berpotensi mendisrupsi perekonomian Indonesia cukup dalam, terutama apabila kurva pandemi ini tidak bisa dibuat lebih landai sebelum akhir Juli 2020. Hal ini akan memungkinkan untuk membuat pertumbuhan berada pada angka negatif. Lebih lanjut, risiko adanya gelombang ke-2 dari covid-19 berpeluang untuk membuat resesi seperti Asian Financial Crisis pada tahun 1988 silam,†kata Arief.
Arief menjelaskan, adapun covid-19 ini jika dilihat dari sudut pandang yang positif, dapat memberikan beberapa manfaat bagi kita baik sebagai masyarakat maupun pemerintah. Manfaat yang dapat kita dapat antara lain adalah pandemi ini dapat membuka kelemahan-kelemahan sistem perlindungan sosial yang sudah dibangun selama 10 tahun terakhir. Selain itu dapat menguji kesiapan sektor-sektor tertentu untuk bertahan dan juga menjadi buffer dalam mitigasi krisis global.
“Dalam rangka penanganan covid-19, pemerintah memberikan stimulus fiskal sebesar Rp 405 triliun yang dibelanjakan untuk bantuan sosial, menambah pengeluaran pemerintah untuk bidang kesehatan, dan insentif untuk industri yang dibiayai oleh realokasi anggaran (pengeluaran pemerintah lainnya berkurang 7%) dengan defisit sebesar Rp75 triliun,†jelas Arief.
Arief menambahkan, Covid-19 berdampak terhadap PDRB provinsi di seluruh Indonesia namun nilainya bervariasi dari -1,2% di Papua sampai -7,5% di DKI Jakarta. Daerah dengan dampak terparah adalah daerah pusat industri labour-intensive dan daerah yang berbasis pariwisata. Selain itu, dampak kemiskinan terparah ada di Pulau Jawa, baik dalam proporsi maupun jumlah orang miskin
“Tantangan ke depan pemulihan ekonomi harus dikawal bukan hanya untuk mengembalikan pertumbuhan ekonomi ke jalurnya tetapi memperkuat keberlanjutannya (sustainable and inclusive),” tutur Arief.
Recovery Perekonomian Kaltara di Tengah Pandemi Covid-19
Gubernur Kaltara Irianto Lambrie mengatakan, perkembangan kasus Covid-19 di Kaltara per 15 Juni tercatat bahwa jumlah kasus terkonfirmasi sebanyak 170 kasus dengan rincian 135 pasien sembuh, 33 pasien dalam perawatan dan 2 pasien meninggal dunia. Sedangkan untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 1.777 orang. Lebih lanjut Pasien Dalam Pengawasan (PDP) tercatat sebanyak 274 orang dengan rincian 220 pasien sembuh, 39 pasien dalam pengawasan, dan 15 pasien meninggal dunia.
“Strategi yang telah dilakukan pemerintah untuk menangani Covid-19 di Kaltara secara garis besar telah dilakukan 3 upaya, di antaranya yang bersifat preventif dengan melakukan pembatasan pergerakan masyarakat dan menganjurkan gaya hidup sehat. Kemudian melakukan Test dan Trace kepada masyarakat untuk memberikan informasi akurat terhadap sebaran covid-19 di Kaltara. Upaya terakhir adalah dengan meningkatkan fasilitas Kesehatan yang ada di Kaltara dan terbukti bahwa tingkat kesembuhan pasien covid-19 di Kaltara menjadi yang tertinggi ketiga di Indonesia setelah Aceh dan Riau dengan angka kesembuhan sebesar 79,4 persen,†ujar Gubernur.
Lebih lanjut Gubernur menjelaskan, Pemerintah juga telah melakukan refocusing alokasi anggaran APBD 2020 sebesar 109,1 Miliar yang diantaranya digunakan untuk penanganan dampak ekonomi di Kaltara, untuk social safety net, belanja tak terduga, dan penanganan Kesehatan. Dalam rangka penanganan kesehatan, pemerintah mengadakan pengembangan laboratorium uji swab mandiri dan juga telah melakukan pembelian unit PCR dengan anggaran kurang lebih Rp 5 miliar.
“Kapasitas fiskal yang tergolong masih rendah pemerintah telah melakukan beberapa kebijakan untuk menjaga baik sisi demand maupun supply di masyarakat. Dari sisi demand, berbagai bantuan telah diberikan kepada masyarakat untuk menjaga daya beli di tengah pandemi covid-19 saat ini. Selain itu, Pemerintah juga telah menetapkan anggaran sebesar Rp 1,5 Miliar untuk menstimulus pertumbuhan ekonomi khususnya pada sektor UMKM,†jelas Gubernur.
Beberapa upaya pemulihan ekonomi melalui gerakan produktif dan aman Covid-19 yang menyasar :
a. Akselerasi investasi.
b. Pemulihan tenaga kerja yang terdampak covid-19 sebagai penerima Kartu Pra Kerja. Per 30 April 2020 data penerima Kartu Prakerja untuk Kaltara sebanyak 21.594 orang.
c. Pendalaman sektor penerimaan dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi
Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya sektor Pajak Daerah (PKB, BBNKB, PBBKB, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok).
d. Pembukaan jalur transportasi dengan mempertahankan penerapan standar protokol kesehatan.
e. Penguatan sektor kesehatan, antara lain: penguatan surveillance epidemiologi dan penanggulangan wabah, optimalisasi DAK, dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), pengadaan alkes, dan santunan kematian.
f. Pengembangan infrastruktur dan proyek strategis, seperti ruas jalan provinsi, akses jalan perbatasan, perealisasian mega proyek PLTA Sei Kayan, Kota Baru Mandiri (KBM), dan perealisasian KIPI.
g. Perbaikan data program dan perlindungan sosial.
h. Meningkatkan sektor kepariwisataan dengan menciptakan upaya-upaya peningkatan kepercayaan wisatawan untuk datang kembali ke Kaltara.
“Selama masa pandemi ini tetap harus bersikap optimis agar dapat membantu mempercepat kondisi saat ini baik dari segi perekonomian maupun segi social,†tutup Gubernur.
Discussion about this post