BALI – Pertumbuhan perekonomian (PDRB) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada triwulan I 2024 tercatat sebesar 4,78%(yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya.
Berdasarkan sektor lapangan usaha, sumber pertumbuhan perekonomian Provinsi Kaltara sebagian besar berasal dari oleh sektor pertambangan (29,52%), diikuti oleh sektor pertanian (15,21%) dan Perdagangan (12,50%).
Sedangkan dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi Kaltara di dukung oleh net ekspor (51,07%), PMTB/Investasi (28,97%) dan konsumsi rumah tangga (14,46%).
Baca juga : Pelita Air Jajaki Penerbangan TarakanÂ
“Pertumbuhan pada triwulan I pada laporan didorong oleh pembangunan proyek strategis yang masif di Kaltara seperti keberadaan KIHI, PLTA Kayan Mentarang dan PT. Phoenix Resources International. Serta rangkaian momen HBKN Keagamaan yang mendorong konsumsi masyarakat,” kata Deputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kaltara, Seno Indarto, dalam acara Capacity Building Wartawan di Bali, Selasa (21/5/24).
Seno menambahkan pertumbuhan ekonomi di Kaltara yang biasa disumbang dari sektor pertambangan, kedepan diperkirakan akan bergeser dengan keberadaan industri besar seperti KIHI, PLTA dan PT Phoenix.
“Sehingga itu membutuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang handal untuk mendukung pengoperasian mesin yang high tech. Itu yang menjadi salah satu alasan sumber penyumbang pertumbuhan ekonomi di Kaltara kedepan akan bergeser, kita lihatnya disitu kehadiran 3 industri besar di Kaltara,” ujarnya.
Mendukung hal itu, BI ditambahkan Seno akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten serta Kota di Kaltara.
Baca juga : 5 Petak Rumah Sewa di Kampung Satu Terbakar
Sementara itu, tekanan inflasi global masih cukup tinggi di tengah ketidakpastian. Pertumbuhan ekonomi global 2024 diprakirakan tetap tumbuh terbatas di tengah tekanan inflasi yang tinggi.
Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan India tahun 2024 lebih baik dari prakiraan awal ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspansi pemerintah. Untuk pertumbuhan ekonomi Tiongkok tumbuh melambat sejalan dengan tertahannya konsumsi dan investasi terutama sektor properti
Tekanan inflasi di negara maju masih relatif tinggi dipengaruhi oleh perekonomian yang lebih kuat dan pasar tenaga kerja yang ketat.
Suku bunga kebijakan moneter, termasuk Fed Funds Rate (FFR) diprakirakan telah mencapai puncaknya namun masih akan bertahan tinggi dalam waktu yang lama (higher for longer).(Mt)












Discussion about this post