TARAKAN – Prof. Dr. Adri Patton, M.Si kembali terpilih menjadi Rektor Universitas Borneo Tarakan (UBT) untuk kedua kalinya. Dari tiga calon Rektor UBT yang lolos seleksi, Adri Patton memperoleh suara terbanyak dengan sistem e-voting yang dilangsungkan dalam rapat Senat dengan agenda pemiliah Rektor UBT di Lantai 4 Gedung Rektorat UBT, Selasa (9/2/21).
Dari total 31 suara yang berasal dari Senat UBT dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Adri Patton memperoleh 29 suara, Yahya Ahmad Zein dapat 1 suara dan 1 orang absen tidak memberikan suara. Untuk suara Mendikbud Nadiem Makarim saat e-voting diwakilkan kepada Direktur Sumber Daya, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Kemendikbud Muhammad Sofwan Effendi.

Rektor UBT Terpilih periode 2021-2025 Adri Patton mengatakan keberhasilan UBT selama ini, karena adanya kebersamaan mulai dari Rektor, Wakil Rektor sampai dengan Dekan, Kepala Biro dan semua lembaga unit yang ada di UBT. Tanpa ada kerjasama dan singkronisasi yang bagus saling percaya, diyakini organisasi tidak akan berjalan.


“Yang pertama saya berterima kasih kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terutama pak Menteri mas Nadiem Makarim yang melalui kuasa Menteri telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk menjadi Rektor untuk periode kedua. Kedua saya juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Senat yang bersama-sama memberikan suara untuk melanjutkan kepemimpinan saya diperiode kedua,” kata Adri Patton Rektor UBT terpilih ditemui usai pemilihan di Kampus UBT, Selasa (9/2/21).
Adri menjelaskan program akan dijalankan selama memimpin UBT diperiode kedua, ingin melanjutkan program telah dilakukan sebelumnya seperti pembangunan infrastruktur laboratorium ilmu hayati yang sedang dalam proses lelang. Selain itu memperjuangkan pembanguan gedung dome ke Pemerintah pusat.

“Sebagai Rektor saya mengajukan proposal pembangunan dome dan disetujui pak Presiden untuk pembangunan dome dan proposal diserahkan langsung ke Menteri PU (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat). Ini merupakan komitmen Nawacita Presiden pak Jokowi untuk membangun Indonesia dari pinggiran,” ujarnya.
Program lainnya dijelaskan Adri, penerapan kampus merdeka belajar di UBT dengan melakukan MOU baik dengan pemerintah Provinsi Kaltara, Kabupaten dan Kota maupun dunia usaha untuk mendukung pelaksanaan kamus merdeka belajar berjalan baik.
“Termasuk kerjasama kita dengan berbagai Universitas yang ada di Indonesia termasuk luar negeri. Karena didalam kampus merdeka belajar ada 3 semester yang diperbolehkan para mahasiswa baik dosen bisa melakukan proses pembelajaran diluar kampus diluar prodi dan perusahan-perusahan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta artinya ada hubungan antara pemerintah, masyarakat dengan kampus,” tuturnya.(Wk)