TARAKAN – Vaksinasi Covid-19 untuk guru, rencananya pada tahap kedua termin kedua. Saat ini penyuntikan vaksin Covid-19, masih tahap kedua termin pertama.

Juru Bicara Satuan Gugus Tugas Covid-19 Kota Tarakan dr. Devi mengatakan sekarang ini masih penyuntikan vaksin Covid-19 tahap kedua termin pertama. Ditargetkan vaksinasi tahap kedua termin pertama selesai dalam pekan ini.
“Termin pertama sasaran kita 1.710 orang, tapi kalau 10 dosis kan lebih banyak lagi orang yang mendapatkan makanya sasarannya kami tambahkan. Kan ada persyaratan bahwa jamaah haji harus diberikan kita penuhi dan ada beberapa tambahan seperti BPK (Badan Pemeriksaan Keuangan), Ombusman dan segala macam itu tambahkan jumlahnya. Jadi kita mengejar minggu ini sudah selesai semua tahap kedua termin pertama,” kata dr. Devi ditemui di Kantor Dinas Kesehatan, Selasa (16/3/21).
Untuk vaksinasi guru dijelaskan dr. Devi, direncanakan pada tahap kedua termin kedua. Saat ini, Dinas Kesehatan Kota Tarakan baru menyelesaikan vaksinasi tahap kedua termin pertama.
“Untuk tahap pertama termin kedua, vaksin belum datang semuanya datang nanti mungkin minggu-minggu ini bersamaan dengan dosis kedua. Tahap dua termin kedua diperkirakan sekitar 200 vial tapi apakah benar 200 vial yang datang kita belum tahu,” ujarnya.
dr. Devi menambahkan 1 vial berisi 9 sampai 10 dosis. Jadi jika 200 vial berarti ada sekitar 1.800 dosis vaksin Covid-19.
“Jadi sasarannya sekitar segitulah kan gak mungkin guru semua. Guru yang bakal disuntik vaksin, jumlahnya cukup banyak. Untuk yang diakomodir pertama kurang tahu jumlahnya, karena masih disusun dulu berapa sih vaksinnya yang datang dipastikan,” tambahnya.
dr. Devi mengingatkan bagi seluruh penerima vaksin untuk tetap menjaga protokol kesehatan. Sebab vaksinasi bukan segala-galanya.
“Vaksin itu kan bukan segala-galanya, kalau dia tidak mematuhi protokol kesehatan tetap saja. Vaksin boleh tapi itu kan gak langsung ke kebalannya,” jelasnya.
Sebelum pembelajaran tatap muka (PTM) dibuka, guru bakal di rapid test anti body. Rapid test hanya untuk sekolah yang sudah memenuhi persyaratan.
“Kalau gurunya di rapid test iya anti body. Jika terpenuhi persyaratan tatap muka misalnya protokol kesehatan bagaimana, baru gurunya akan dilakukan rapid test. Kalau reaktif berarti dilanjutkan PCR,” ucapnya.
Termin kedua selain guru disampaikan dr. Devi, prioritas vaksin diberikan kepada pelayan publik dan lansia. “Karena yang kemarin dipakai semua untuk Provinsi gak ada dikasihkan ke kita yang termin pertama untuk lansia. Ditahap kedua termin kedua ada untuk lansia tapi berapa alokasinya masih dilihat dulu,” tutupnya.(Wic)