TANA TIDUNG – Pandemi Covid-19 berdampak pada perekonomian tidak hanya secara nasional tapi juga berdampak di daerah, salah satunya di Kabupaten Tana Tidung Provinsi Kalimantan Utara.
Salah satu yang terdampak Covid-19 yaitu pedagang di Pasar Induk Imbayud Taka di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung.
Pedagang Pasar Induk Imabayud Taka rata-rata mengeluhkan selama pandemi Covid-19 omzet (pendapatan) pedagang pasar turun.
Acil Jum salah satu pedagang sayur di pasar Imbayud Taka mengatakan, sudah dua pekan penjualan terus turun.
“Sepi pembeli, sudah dua pekan ini, beda sama tahun – tahun sebelumnya,” katanya.
Ia menambahkan, semua serba susah mungkin ya, apalagi saat ini anak-anak belajar online banyak orang tua beli paket internet.
Sepinya jualan juga dirasakan Erna salah satu pedagang telur, namun Ia merubah strategi dengan jualan online agar dagangannya laku.
“Udah jualan online juga, tapi enggak bisa juga. Harapannya segera membaik musibah ini, sehingga kita bisa usaha lancar,” ujarnya.
Sementara, pedagang beras Hasballah (48) juga mengeluhkan hal yang sama, dalam kondisi normal Ia mampu menjual 3 ton beras per hari, sementara selama Covid-19 hanya laku sekitar 800 kilogram.
“Sepinya karena kondisi lingkungan pasar yang amburadul, ditambah corona. Itu yang paling mempengaruhi pedagang kios,” kata Hasballah.
Ia mengungkapkan, untuk pasokan beras di KTT sangat cukup dan harga juga stabil. beras medium ia membanderol mulai dari Rp 9 ribu per Kg, sedangkan beras premium seharga Rp 12.500 per Kg.
Keluhan serupa juga dilontarkan oleh sepasang suami istri pedagang sayur mayur, sembako dan bumbu dapur Aminah dan Uci.
“Harga biasa, yang beli sepi. Kurang pengunjungnya, (penjualan) turunnya 90 persen, enggak ada orang. Hari ini belum ada yang belanja. Pasokan banyak dan stabil. Cuman orang nya enggak ada, orang yang beli,” kata Uci.
Pedagang berharap keadaan kembali seperti masa sebelum pandemi. Dalam kondisi normal, pasar Imbayud Taka selalu ramai. (her/Iik)