TANA TIDUNG – Pengusaha tahu tempe di Kabupaten Tana Tidung mengeluhkan kenaikan harga bahan baku kedelai.
Meski harga bahan baku naik, pengusaha harus putar otak agar tetap bisa produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Salah satu pengusaha tahu tempat di RT 3 Desa Sebidai, Muhammad Fuadi mengatakan Ia terpaksa harus mengurangi ukuran tahu tempe dari biasanya.

“Industri sudah kesulitan mengakali ukuran tempe yang biasa dilakukan. Apabila terjadi kenaikan harga kedelai, maka dibuat ukurannya yang lebih kecil,” ujarnya, Rabu (16/2/2022).



Dengan adanya kenaikan kacang kedelai ini sangat berdampak sekali kepada pengusaha tahu tempe.
“Normal itu Rp 560 Ribu dari Tarakan sampai sini (KTT) Rp 600 Ribu per karung, sekarang di harga Rp 595 Ribu per karung dari Tarakan belum ditambah ongkos kirim,” katanya.

Hampir semua pengrajin tahu dan tempe mengeluh dengan kenaikan harga kedelai yang sangat tinggi tersebut.
Karena tidak mungkin jika harus menaikan harga tahu tempe di pasaran, maka langkah yang bisa dilakukan yakni dengan mengurangi sedikit ukuran.
“Harga tempe biasanya Rp 5000 per bungkus, kemudian harga tahu Rp 5000 per bungkus isi 4,” ungkapnya.
Pengusaha berharap ada perhatian dari Pemda terkait hal ini, apalagi saat kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini jumlah produksi tahu tempe juga menurun.
“Biasanya sebelum pandemi kita butuh 2 sampai 3 ton perbulan kedelai, sekarang hanya sekitar 1 ton saja,” pungkasnya. (her/Iik)