TARAKAN – Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) XIII Tarakan dibawah Koarmada II berkolaborasi bersama BKKBN Berhasil menurunkan angka stunting di wilayah Kota Tarakan.
Pelaksanaan program pencegahan stunting di wilayah kerja Lantamal XIII ini merupakan program TNI AL bekerjasama dengan BKKBN sesuai perintah Kepala Staff Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhamad Ali kepada seluruh jajaran TNI AL dari Komando Atas sampai tingkat paling bawah.
Sebagai bentuk komitmen dan keseriusan TNI AL, Kepala Staff TNI AL secara serentak melaksanakan Pencangan program “Keluarga Keren Bebas Stunting” yang diikuti seluruh jajaran termasuk Lantamal XIII Tarakan secara vicon, Selasa (18/7/2023).

Program ini dinilai dapat membantu program pemerintah dalam menekan angka stunting di seluruh wilayah Indonesia secara bertahap dan masif sehingga bisa berdampak positif untuk seluruh masyarakat untuk menuju keluarga keren bebas stunting dengan kualitas kesehatan yang dan perolehan gizi yang sesuai.
Danlantamal XIII Tarakan Laksamana Pertama Deni Herman melalui Wadan Lantamal XIII Tarakan, Kolonel Marinir Bambang Wahyono menyampaikan bahwa sejak tahun 2021-2022 penanganan stunting di Tarakan mencapai angka 15,4%.
“Saat ini di Tarakan mencapai prevelensi di angka 15,4%, angka ini dicapai selama satu tahun mulai 2021-2022, sedangkan angka sebelum turun mencapai 25,29%,” Wadan Lantamal XIII.
Sementara untuk target nasional sendiri yaitu di angka 14 persen sampai tahun 2024. Sampai Juni 2023 jumlah stunting di Tarakan mencapai 684, Lantamal XIII Tarakan optimis bisa mencapai target nasional.
Untuk mencapai target tersebut ada beberapa program yang dilaksanakan, “Kita fokus pemberian makanan tambahan, kita juga memberikan imunisasi dari tenaga kesehatan yang kita miliki, Kita juga aktif melakukan pemantauan perkembangan anak, kita juga aktif kegiatan posyandu, kemudian pemberian makanan tambahan, susu, kacang ijo, udang, telor atau makanan yang sifatnya memiliki protein tinggi,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala BKKBN Kaltim Sunarto menyampaikan bahwa penurunan angka stunting ada dua yakni pertama intervensi kepada keluarga beresiko stunting karena kalau intervensi keluarga stunting hasilnya mencapai 70-80 persen tetapi jika menangani kasus stunting keberhasilan itu hanya diangka 20 persen.
Ia juga yakin, melalui program bapak asuh stunting melalui pemberian makanan tambahan (PMT) kepada keluarga beresiko stunting target di Tarakan bisa tercapai.
“Masih ada waktu sampai 2024, artinya masih ada 1,5 tahun. Penurunan stunting itu butuh waktu 6 bulan artinya kita punya 3 fase, kalau satu tahun turun 10 persen kita yakin di Tarakan mampu mencapai target 14 persen,” ucapnya.
Sebagai informasi dalam kegiatan pencanangan “Keluarga Keren Bebas Stunting” TNI AL Lantamal XIII Tarakan dibawah Koarmada II dipusatkan di Posyandu Bahari RT 17, Tanjung Pasir Kelurahan Mamburungan, Tarakan Timur.
Total peserta Posyandu KBN Lantamal XIII di lokasi ini sebanyak 70 orang, kemudian diberikan penanganan khusus kepada masyarakat yang terdampak stunting dengan pelaksanaan posyandu lanjutan.
Masyarakat yang terdampak Stunting di Posyandu Bahari tahun 2023: Bayi 5 tahun dan diatas 2 tahun sejumlah 6 orang, Bayi 2 tahun sejumlah 2 orang, Ibu hamil dan bayinya beresiko stunting sejumlah 5 orang.
Kegiatan ini sekaligus mengangkat kader Posyandu sebanyak 5 orang yang berdomisili di KBN Tanjung Pasir yang akan membantu dalam mencegah stunting di Tarakan, Kalimantan Utara.
Dalam kesempatan ini juga Lantamal XIII Tarakan juga memberikan makanan tambahan (PMT) serta bantuan oleh bapak asuh kepada keluarga beresiko stunting. (wic/Iik)
Discussion about this post