TARAKAN – Sebagai salah satu pilar utama industri energi nasional, Pertamina EP Tarakan Field selalu berkomitmen untuk dapat mendukung upaya pemerintah dalam memenuhi ketahanan energi nasional.
Komitmen tersebut, diungkapkan Field Manager (FM) Pertamina EP Tarakan Field, Cahyo Tri Mulyanto dalam kegiatan syukuran tajak sumur dan doa bersama pengeboran sumur Pamusian SE-1 dan PAM SE-2, di kelurahan Kampung 1 Skip, Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan, Kamis (16/8/2024).
“Tajak pengeboran sumur Pamusian SE-1 dan SE-2 merupakan salah satu upaya konkrit dalam mencapai produksi Migas (Minyak dan Gas) yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Tentunya kegiatan Tajak Sumur ini mempunyai arti yang sangat strategis dalam rangka mencapai kebutuhan energi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di Indonesia untuk meningkatkan produksi migas nasional kita,” ujar Cahyo.

Cahyo menegaskan, dengan semangat kerja keras, dedikasi dan profesional, Ia yakin bahwa Pertamina EP Tarakan Field dapat melaksanakan kegiatan operasi dengan optimal dan mengutamakan aspek kesehatan serta keselamatan kerja.



PT Pertamina EP (PEP) Tarakan Field bagian dari Subholding Upstream Pertamina Regional 3 Zona 10 di bawah naungan PHI (Pertamina Hulu Indonesia) terus berupaya meningkatkan produksinya melalui kegiatan eksplorasi maupun eksploitasi minyak bumi di wilayah kerja pertambangan yang dikelola.
Field Manager PEP Tarakan Field, mengungkapkan bahwa pulau Tarakan masih sangat berpotensi menghasilkan minyak bumi, terbukti sumur – sumur exiting dengan kedalaman 300-400 meter masih menghasilkan minyak bumi.

“Sumur exiting di kedalaman sekitar 300-400 meter saja, Alhamdulillah sampai saat ini masih ada potensinya, kita masih produksi disekitar 1.600 – 1.900 Barel Oil Per Day (BOPD),” ungkapnya.
Tentu, peningkatan terus dilakukan dengan mencoba melakukan pengeboran di sumur – sumur dalam di kedalaman 1.500 meter atau 1,5 Kilometer di bawah permukaan tanah.
“Pengeboran kemarin sudah kita lakukan dan berhasil dan masih bertahan sampai sekarang, Insya Allah akan kita tambah, mencoba mengekplorasi melakukan produksi di struktur dalam. Target satu sumur 250 BOPD,” tuturnya.
Keberhasilan pengeboran sumur dalam ini sebagai bukti bahwa perut bumi Pulau Tarakan masih memiliki potensi besar minyak bumi.
PEP Tarakan Field tahun ini akan melaksanakan tajak 6 sumur pengeboran, 3 sumur di pulau Tarakan yakni 2 di struktur Pamusian dan 1 di struktur Juata, lalu 3 sumur di struktur Sembakung di Kabupaten Nunukan.
Perlu diketahui masyarakat bahwa, pengeboran satu sumur minyak membutuhkan waktu sekitar 30 – 40 hari dengan total biaya 8 juta dollar – 10 juta dollar ekuivalen sekitar Rp 120 milliar satu sumur.
Kenapa mahal? itu menjadi salah satu penyebab PEP Tarakan Field mengatakan keselamatan kerja atau biasa disebut Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) untuk memastikan semua beroperasi dengan baik, semua menggunakan peralatan yang handal, dan teknologi tinggi, sehingga pada saat melakukan pengeboran semua dipastikan mematuhi peraturan – peraturan dan aspek lingkungan sehingga tidak ada pencemaran, tidak ada kegiatan berbahaya termasuk juga semua yang bekerja aman selamat tidak ada insiden.
“Safety menjadi prioritas kita, karena saat kita melakukan pengeboran resikonya sangat tinggi, baik kegiatan lifting, rigging yaitu melakukan pengangkatan material besar dan berat, lalu tubing, casing dan peralatan berat lainya kemudian kita juga melakukan pengeboran di bawah yang mempunyai pressure dan temperatur yang sangat tinggi, sehingga safety itu menjadi prioritas utama,” sambungnya.
Saat ini, produksi minyak bumi dari sekitar 100 sumur area Tarakan dan Sembakung yang dikelola PEP Tarakan Field menghasilkan rata-rata 1.600 BOPD.
Kemudian, jumlah total Perwira (Pertamina Wira) atau Pekerja Pertamina di PEP Tarakan Field berjumlah 50 orang (pekerja organik) di tambah tenaga supporting mencapai 300-orang.
Lebih lanjut, Cahyo menegaskan untuk kegiatan pengeboran minyak bumi pihaknya menggunakan tenaga kerja dalam negeri (TKDN) mencapai 60 persen, termasuk tenaga kerja lokal kecuali yang harus menggunakan teknologi canggih akan diambil tenaga ahli dari luar.
“Untuk tenaga lainnya kita prioritaskan tenaga kerja lokal yang mempunyai KTP Kaltara,” katanya.
Tidak hanya minyak bumi, dalam kegiatan pengeboran dikedalaman 1.500 meter juga terdapat gas bumi, pihak Pertamina sudah melakukan koordinasi dengan Medco E&P dengan harapan jaringan pipa dapat tersambung sehingga dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar mesin pembangkit listrik PLN.
Cahyo mengajak seluruh pekerja dan stakeholder terkait menjadikan momen pengeboran ini sebagai motivasi untuk kita terus bekerja dengan semangat yang tinggi untuk mencapai tujuan bersama dan mencapai target produksi yang ditentukan untuk menambah direct PAD Kota Tarakan untuk kemajuan pembangunan.
Sementara itu, Penjabat Walikota (Pj) Tarakan, Bustan mengatakan, Migas salah satu penyumbang DBH di Kota Tarakan, dan tentunya Pemerintah Kota Tarakan sangat mendukung kegiatan eksplorasi sumur baru yang lebih dalam.
Ia mengungkapkan, kegiatan tajak satu sumur menelan anggaran kurang lebih Rp 120 Milliar, “Investasi mencapai Rp 120 Milliar satu sumur, tentu dampak langsungnya paling tidak masyarakat sekitar ikut sejahtera,” katanya.
Bustan, mengungkapkan kegiatan pengeboran sumur baru di Kota Tarakan yang dilakukan PT Pertamina juga merupakan bagian dari upaya strategis untuk meningkatkan produksi energi dalam negeri.
“Sinergi yang terjalin ini menunjukkan komitmen bersama dalam membangun Tarakan agar lebih maju dan sejahtera. Semoga hubungan baik ini terus terjalin dan semakin kuat,” ujarnya.
Tidak hanya menambah peningkatan PAD daerah, kegiatan operasi perusahaan juga diharapkan dapat memberikan manfaat dan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui program Coorporate Social Responbility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL).
Dari sisi TJSL sendiri, Pertamina EP Tarakan telah melaksanakan berbagai program CSR di wilayah kerja, baik itu lingkungan, pendidikan, UMKM, Kesehatan dan lainya.
Salah satu penerima manfaat dari program TJSL ini adalah awak media di Tarakan, terbaru ada sekitar 20 awak media di Tarakan diberikan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan) yang preminya dibayarkan langsung Pertamina.
Ketua PWI Tarakan, Andi Muhammad Rizal menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada Pertamina EP Tarakan yang telah peduli dengan jurnalis.
“Ada sekitar 20 wartawan baik online, cetak maupun elektronik yang mendapatkan bantuan BPJS Ketenagakerjaan dari Pertamina secara gratis,” ujarnya.
PWI berharap ini menjadi semangat dan motivasi teman-teman jurnalis di Tarakan untuk terus berkarya memberikan informasi kepada masyarakat. Diharapkan juga program ini terus berlanjut hingga tahun berikutnya.
Minyak Bumi Tarakan Jadi Rebutan Belanda dan Jepang
Pulau Tarakan atau Bumi Paguntaka sebutan masyarakat Suku Tidung, memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) yang luar biasa yakni Minyak Bumi dan Gas Alam, bahkan disebut Minyak Bumi Tarakan merupakan Minyak Bumi dengan kualitas terbaik.
Potensi Minyak Bumi yang terbentuk dari sisa – sisa mahkluk hidup terutama plankon, alga, dan tumbuhan laut mikroskopis yang mati jutaan tahun lalu di Pulau Tarakan ini sangat besar dan sudah dikelola ratusan tahun lalu hingga saat ini.
Sebelum dikelola Pertamina saat ini, perminyakan Tarakan memiliki sejarah yang cukup panjang, berawal dari kedatangan Belanda pada tahun 1896 yang sebelumnya penasaran saat melihat pulau Tarakan dari udara. Tentara – tentara Belanda ini melihat adanya pantulan cahaya bulan di bumi Paguntaka sehingga harus turun untuk melihat langsung.
“Mereka (Belanda) penasaran apakah itu pantulan dari batu bara atau lainya. Sehingga mereka harus turun, pada waktu itu mereka banyak menemukan rembesan minyak, dimana rembesan minyak akibat tekanan gas di bawah tanah Pulau Tarakan sehingga minyak terangkat naik,” jelas Ardiansyah, selaku petugas Museum Sejarah Perminyakan Kota Tarakan.
Setelah mengetahui adanya potensi minyak, perusahaan asal Belanda Nederlandsch – Indische Industrie dan Handel – Maatschappij (NIHM) melakukan berbagai kegiatan eksplorasi dan pengolahan minyak bumi Tarakan.
Tidak sampai 10 tahun, kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak bumi kemudian dilanjutkan Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM) pada tahun 1902.
“Kemudian BPM melakukan pengeboran pertama dan berhasil menemukan minyak titik pertamanya di Pamusian atau di daerah Kelurahan Kampung 1 saat ini. Pengeboran beberapa titik ada yang cukup dalam, paling dangkal 250 meter dan yang terdalam 1.800 meter waktu itu, untuk produksi sendiri di jaman Belanda berdasarkan datanya sebulan mencapai 80.000 Barel dimana satu barel berisikan 150 liter,” urainya.
BPM memproduksi minyak bumi Tarakan dengan membangun atau mengebor sebanyak 1.440 sumur. BPM mengekplorasi minyak bumi Tarakan mulai tahun 1902 – 1942 atau sekitar 40 tahun, kemudian terjadi perang dunia ke-II di wilayah Asia Pasifik salah satunya terjadi di Tarakan.
“Jepang melakukan penyerangan di Tarakan dan berhasil merebut Tarakan, dan dalam waktu 3 bulan mereka mampu kondisi yang hancur di Tarakan kemudian menambah produksi minyak bumi melalui pengeboran baru sebanyak 170 titik,” sambung Ardiansyah.
Jepang menguasai Tarakan mulai tahun 1942 – 1945 sekitar 3,5 tahun atau lebih tepatnya 40 bulan. Namun jumlah produksi minyak di jaman Jepang meningkat cukup siginifikan dari sebelumnya 80.000 Barel perbulan oleh Belanda menjadi 350.000 barel perbulan.
Selain pengeboran sumur baru, Jepang juga mendatangkan tenaga kerja lokal dari berbagai daerah untuk bekerja secara paksa (Romusa) 20 jam perhari sehingga masyarakat sangat menderita.
Kemudian, perang Kemabli terjadi PadaMei 1945 antara Jepang melawan Australia (Sekutu) kurang selama 7 bulan selama Mei – Desember kemudian Jepang kalah.
“Australia datang hanya membebaskan Tarakan dari jajahan Jepang kemudian kembali ke negaranya. Setelah itu Tarakan dipimpin oleh Kesultanan Bulungan dan BPM kembali datang untuk melakukan pengeboran lagi tahun 1.960 dan melakukan perjanjian bagi hasil,” katanya.
Setelah tahun itu, kegiatan eksplorasi minyak bumi di Tarakan terus berganti banyak banyak perusahaan – perusahaan kecil yang masuk untuk melakukan pengeboran sampai pengelolaan minyak bumi dipercayakan kepada PT Pertamina EP Tarakan Filed sebagai perusahaan plat merah.
Sejarah Perminyakan Tarakan Diabadikan di Museum Sebagai Sarana Edukasi

Sejarah panjang kejayaan Perminyakan Tarakan saat ini diabadikan di sebuah Museum yang didirikan oleh Pemerintah Kota Tarakan yang diberi nama Museum Sejarah Kota Tarakan atau lebih dikenal dengan Museum Perang Dunia Ke-II dan Perminyakan.
Ardiansyah menjelaskan, di pulau Tarakan banyak peninggalan situs menara minyak peninggalan Belanda dan Jepang dimana menara buatan Belanda berbentuk segi empat atau kaki empat, sedangkan menara Jepang berbentuk segi tiga atau kaki tiga, menara – menara Minyak peninggalan keduanya sampai saat ini masih bisa ditemukan di area Tarakan.
“Sampai saat ini bukti – bukti peninggalan perminyakan di Tarakan masih ditemukan, salati satunya menara dengan tinggi beberapa meter di bawahnya terdapat lubang dan diatas menara terdapat mesin seling untuk memompa minyak dari perut bumi ke permukaan,” katanya.
Beberapa peninggalan Belanda saya ini juga tersimpan rapi dan dipamerkan di dalam museum, seperti mikrometer, alat laboratorium perminyakan, kunci – kunci pump, dan dokumentasi foto pada saat itu,” lanjut Ardiansyah.
Kini museum Sejarah Tarakan menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Tarakan, peningkatan terus dilakukan dari tahun ke tahun agar lebih menarik pengunjung.
“Antusias masyarakat sangat bagus ada peningkatan kunjungan dimana setelah renovasi museum kemarin dimana alur atau storyline mulai tahap pertama ketika Belanda datang, tahap kedua pengeboran, terjadi perang, pokoknya alur cerita di Tarakan seperti ini, apa yang disajikan disini sangat cukup bagus dimana cerita sejarahnya sudah komplek,” jelasnya.
Inovasi terus dilakukan pengelola Museum, dimana saat ini informasi yang disajikan sangat lengkap dilengkapi dengan audio visual hingga guide.
“Kalau kunjungan pada hari kerja lebih banyak anak sekolah, biasa kalau umum itu datang pada hari Sabtu – Minggu, tiket murah anak-anak Rp 5 Ribu, Dewasa Rp 10 ribu, dan Mancanegara Rp 20 Ribu,” pungkasnya.
Reporter: Ariyanto