Menu

Mode Gelap

Opini

dr Jusuf SK & Udin Hianggio (1)


					dr Jusuf SK Walikota Tarakan Periode 1999 - 2009 (Kanan)
H.Udin Hianggio  Walikota Tarakan Periode 2009 - 2013 (Kiri) Perbesar

dr Jusuf SK Walikota Tarakan Periode 1999 - 2009 (Kanan) H.Udin Hianggio Walikota Tarakan Periode 2009 - 2013 (Kiri)

Hubungan mereka pasang-surut seperti air laut. Bersahabat, berseberangan lalu berteman. Itulah gambaran dua tokoh besar Almarhum dr Jusuf SK dan H Udin Hianggio. Saya bersyukur menyaksikan dan mencatat pasang surut itu.

Tulisan ini tentu bukan bertujuan mengungkit luka lama. Pun mencari-cari kesalahan. Ini hanya sekadar menjadi pelajaran buat kita semua. Betapa kejamnya politik. Dan betapa indahnya sebuah persahabatan.

Sore itu, H Udin Hianggio tergopoh-gopoh masuk ke rumah dr Jusuf SK di Jalan Mulawarman. Jalanan macet. Di luar ramai pelayat. Ia baru saja tiba dari Tanjung Selor.

width"250"

Di depan gerbang, Hj Elisabeth Venny menyambutnya. Keduanya perpegangan erat sekali. “Iklhaskan ya bu,” kata H Udin. Matanya berkaca-kaca. Ibu Veny pun tampak tegar. “Maaf kan bapak ya Pak Udin,” katanya terisak.

width"400"
width"450"
width"400"

 

width"300"

Semua mata pelayat tertuju pada momen mengharukan itu. Ya semua tau betapa heroiknya hubungan dr Jusuf SK dan H Udin Hianggio. Sore itu Ia datang seperti seorang adik yang ingin memeluk kakaknya untuk terakhir kali.

Masuk ke ruang tengah, H Udin disambut dr Ary Yusnita. Putri bungsu dr Jusuf SK yang sudah dianggap anaknya sendiri itu. Didepan terdapat keranda yang terbungkus kain hijau. Disitulah jasad dr Jusuf SK terbaring. Orang yang dulu begitu dihormatinya. Pemimpin yang sangat Ia kagumi. Tokoh yang dia idolakan.

Hari sudah diambang sore. H Udin hanya punya waktu sejenak duduk bersila menghadap keranda sebelum di sholatkan. Mungkin ada penyesalan tak sempat mencium kening dr Jusuf SK untuk terakhir kalinya sebagai tanda sayang dan hormat. Tapi persaudaraan tak selalu bersentuhan fisik. Saya yakin, hati mereka berbicara dan saling memaafkan.

Surah Al Fateha sebagai pengganti hadiah terakhir kalinya. Mereka berdua kini berada di dua alam berbeda.

Usia mereka terpaut dua tahun. Dr Jusuf SK lahir 2 Februari 1944. Sedangkan H Udin 26 Desember 1946. Uniknya, keduanya sama-sama memiliki tiga anak. Satu putra dan dua putri. Yang laki-laki nama depannya sama pula. Sofyan Kurniawan dan Sofyan Hianggio. Bahkan, kedua putri bungsu mereka, Ary Yusnita dan Rahmawati bersahabat sejak sekolah hingga saat ini.

Perjumpaan mereka di panggung politik tahun 1999. Dr Jusuf SK adalah Walikota Tarakan pertama. Sedangkan H Udin Hianggio juga Ketua DPRD pertama. Mereka kompak dan bahu-membahu membangun Tarakan. H Udin Hianggio mengakui dr Jusuf SK adalah guru politiknya.

Betapa tidak. Bagi H Udin Hianggio politik adalah dunia asing. Bertahun-tahun pria asal Gorontalo ini bergelut di dunia pelabuhan. Ia baru saja memutuskan pensiun dini dari PT Pelni tempatnya mencari nafkah.

Sedangkan dr Jusuf SK sudah dikenal malang-melintang di dunia organisasi dan politik. Sebut saja KNPI, IDI dan banyak lagi. Dia juga pengurus Partai Golkar. Nah yang tidak kalah pentingnya, Tarakan adalah tanah kelahirannya. Itu yang membuat H Udin Hianggio sadar diri. Dia benar-benar harus banyak belajar. Dan Ia menjatuhkan pilihan itu kepada dr Jusuf SK sebagai gurunya.

“Beliau itu guru saya. Guru politik. Management birokrasi. Saya belajar sama Pak Jusuf,” ujarnya kepada saya dalam perjalanan mengantarkan dr Jusuf SK ke Makam Pahlawan.

Mereka berdua digelar duet maut. Satu di eksekutif. Satunya lagi di legislatif. Hampir seluruh kebijakan Pemerintah Kota Tarakan berjalan mulus. Sebut saja pemindahan Pasar Simpang Tiga, Pembangunan Stadion Datu Adil dan Indoor Telaga Keramat serta proyek lainnya dengan mudah mendapat ketuk palu DPRD.

dr Jusuf SK punya mimpi besar membangun tanah kelahirannya. Dulu dia hanya bisa gelisah melihat pulau dimana tembuninya ditanam itu begitu terbelakang. Tertinggal jauh dari Samarinda apalagi Balikpapan. Tarakan bagaikan anak tiri yang tidak mendapat perhatian orang tuanya Kalimantan Timur. Kumuh, kotor dan sakit. Padahal kontribusi Tarakan sungguh besar terutama dari sektor migas.

Momentum otonomi daerah pasca reformasi menjadi berkah. Kota ini hanya punya satu orang pilihan sebagai pemimpin. Dia paling menonjol. Smart dan memiliki jaringan luas. Yakni putra asal Sebengkok Tiram dr Jusuf SK.

Beruntung diawal berdirinya Kota Tarakan, DPRD dipimpin H Udin Hianggio. Seorang tokoh yang berpendirian teguh, lurus, bersih dan tidak neko-neko.

Karakter mereka sesungguhnya bertolak belakang. Mungkin ini yang membuat keduanya saling melengkapi. Dr Jusuf SK lebih tenang, retorikanya matang kalau berbicara tersetruktur, faham management birokrasi. Sementara H Udin dikenal egaliter, keras dan meledak-ledak. Satu kesamaan mereka, disiplin dan tepat waktu.

Kalau ada siapa pun yang menyerang kebijakan dr Jusuf SK, H Udin adalah orang paling depan menghadapinya. Siapa saja dia tidak peduli. Kalau perlu rumahnya didatangi. Saya sempat merasakannya kala masih menjadi wartawan Radar Tarakan.

“Pai, jangan coba-coba kamu ganggu Pak Jusuf,” tegasnya disatu waktu kepada saya.

Bukan hanya saya saja yang pernah dapat “ancam” begitu. Ada politisi, aktivis bahkan preman. Semua pernah merasakannya. Rata-rata nyali mereka ciut. Dan dr Jusuf SK pun dapat bekerja dengan tenang. Ia terus menguber mimpinya menjadikan Tarakan sebagai Little Singapore.

Tapi politik memang kejam. Teman bisa jadi lawan disaat berbeda pandangan. Hubungan harmonis itu berangsur menjadi kaku. Bergeser berbeda jalan. Dan berujung berseberangan.

Kapan hubungan mereka mulai retak? Apa penyebabnya? Lantas apa yang menyatukan mereka kembali? (bersambung/pai/Nn)

Artikel ini telah dibaca 221 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Pantai Amal: Dari Gersang Menuju Ruang Wisata Kota

16 Juni 2025 - 12:27

Pantai Amal dan Masa Depan Ekowisata Hijau Kalimantan Utara

16 Juni 2025 - 08:47

Siapa Peduli Saat Pers Lokal Sekarat?

9 Juni 2025 - 15:21

Meningkatkan Literasi Keuangan Pekerja Migran Melalui QRIS Cross Border di Kalimantan Utara: Sebuah Langkah Positif dari Bank Indonesia

4 Juni 2025 - 21:58

Memaknai Sila ke 5 Pancasila Melawan Abuse Of Power..!!! Oleh: Marihot GT Sihombing, S.H,.S.Th.,M.H Advokat/Pengacara Sahata Law Firm

2 Juni 2025 - 14:53

QRIS Meningkatkan Transaksi dan Menumbuhkan Ekonomi di Kalimantan Utara

1 Juni 2025 - 17:37

Trending di Ekonomi