TARAKAN – Visi SMK Negeri 2 Kota Tarakan sekarang ini bukan hanya menciptakan lulusan yang siap kerja, tetapi berwirausaha. Sehingga siswa lulusan SMK Negeri 2 Kota Tarakan kedepannya bisa menjadi pengusaha dan menyerap banyak tenaga kerja.
Kepala SMK Negeri 2 Kota Tarakan Eko Dani Wariyanto mengatakan, program SMK Pencetak Wirausaha (SPW) ini, Â sudah di launching sejak januari 2021 dan sudah berjalan selama 5 bulan. Jika sebelumnya SMK hanya menyiapkan lulusan siap kerja, sekarang siap menjadi pengusaha.
“Sekarang itu lulusan bukan lagi siap kerja tapi siap menjadi pengusaha. SMK itu visinya bukan siap kerja tapi siap menjadi wirausahawan yang baik dan unggul. Salah satunya kan harus dia menguasai IT itu untuk memudahkan mereka untuk menangkap peluang usaha yang ada,†kata Eko saat ditemu Fokusborneo.com beberapa waktu lalu.

Bahkan dijelaskan Eko, sekolah pencetak wirausaha ini sudah berjalan dan omset juga terukur dan terus dipantau. Upaya ini, untuk mengembangkan talenta yang dimiliki para siswa berwirausaha di berbagai bidang usaha.



“Kami terus memantau usaha-usaha anak-anak apapun usahanya itu, tidak sebatas dengan kompetensi yang dia miliki tapi lebih luas. Bahkan bisa mengembangkan talenta tidak menutup kemungkinan anak itu dia punya talenta dibidang usaha yang lain gak papa, saya kira sangat menunjang karena untuk IT bisa masuk kesemua lini,†ujarnya.
Sejak SPW di launching dikatakan Eko, omsetnya kasar perbulan rata-rata hampir 30 juta. Usaha para siswa terssebut bermacam-macam, ada yang bergerak di bidang kuliner, belanja online, tekniknya dan bidang lainnya.

“Bidangnya berbeda-beda ada yang sesuai dengan prodinya ada yang gak sesuai, tapi untuk yang IT ini kebanyakan anak-anak itu punya usaha jual beli di online. Ini siswanya masih sekolah, kemarin kita ambil untuk samplenya itu Kelas XI, Kelas XII juga sudah ada tapi kita akan fokus nanti kelas XI,†bebernya.
Di SMK Negeri 2 Kota Tarakan ditambahkan Eko, ada 25 orang yang sudah memiliki usaha. Usaha tersebut ada yang miliki siswa sendiri maupun orangtuannya.
“Yang memiliki usaha ada yang dari siswa itu sendiri, ada juga yang dari orangtuanya tapi yang mengelola anaknya tadi itu. Harapan kita mereka keluar dari sekolah itu bisa mengembangkan usahanya dengan bimbingan dari orangtuanya,†tutupnya.(wic)