TARAKAN – SMK Nusantara Kota Tarakan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) sejak 5 Oktober 2021. PTM ini, dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat.
Kepala SMK Nusantara Kota Tarakan Tri Setyo mengatakan PTM ini dilakukan dengan sistem terbatas. Setiap hari yang datang ke sekolah dibatasi hanya 50 persen dari jumlah siswa di kelas.
“Karena dalam satu kelas itu ada 30 siswa kita masukkan setengahnya 50 persennya jadi 15 anak per kelas. Itupun sistemnya dalam 1 hari hanya 2 jam pelajaran dengan mengikuti prokes di kelas duduk berjarak. Kita masuk jam 8 itu sesi pertama jam 8-10, sesi kedua jam 10-12 sesi kedua,” kata Tri saat diwawancarai Fokusborneo.com, Kamis (7/10/21).

SMK Nusantara yang hanya membuka jurusan teknik kendaraan ringan dijelaskan Tri, di sesi terbatas ini tidak ada jam istirahat untuk menghindari kerumunan anak-anak ketika pulang. Selesai pembelajaran, siswa diminta langsung suruh pulang tidak ada yang bertahan di sekolah.



“Sebelum masuk ke sekolah, setiap siswa wajib menggunakan masker, mencuci tangan pakai sabun, di cek suhu dan menjaga jarak. Ini untuk mencegah penyebaran Covid-19 di sekolah,” ujar Tri.

Di SMK Nusantara, dikatakan Tri semua guru dan tenaga kependidikan sudah mendapatkan suntik vaksin Covid-19. Rata-rata vaksin dosis pertama. Sedangkan siswanya yang berjumlah 90 orang, sudah 10 persen divaksin.

“Kalau siswa sudah 10 persen yang di vaksin Covid-19. Makanya kita jaga prokes ketat saja. Selain itu mengupayakan vaksinasi dengan mendata setiap siswa apakah sudah vaksin atau belum, yang belum kami menghubungi puskesmas terdekat puskesmas Gunung Lingkas,” beber Tri.
PTM ini dijelaskan Tri, agar siswa tidak ketinggalan jauh. Sebab pebelajaran di SMK ditekankan kepada keterampilan.
“Memang belajar daring ini anak-anak tetap belajar, tapi SMK itu kan tekanannya di skill dan kemampuan. Jadi kalau tidak pernah masuk, keterampilan anaknya jadi ketinggalan,” jelas Tri.
Dari sisi pengaturan ditambahkan Tri, siswa bisa belajar secara daring di youtube dan google. Hanya saja prakteknya tidak bisa. “SMK itu harus masuk walaupun itu hanya 2 jam, tapi 2 jam ini akan kita isi maksimal praktek buka ban atau apa,” tutup Tri.(Mt)