TARAKAN – Puluhan tahun mengajar, ratusan guru honor di Kota Tarakan dilantik menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Tidak langsung diangkat ratusan guru ini sebelumnya mengikuti seleksi formasi PPPK di lingkungan Pemerintah Kota Tarakan Tahun 2023. Setelah lolos pasing grade sebanyak sebanyak 645 orang akhirnya dilantik dan mendapatkan SK PPPK yang diserahkan langsung PJ Walikota Tarakan Bustan, Senin (27/5/2024).
PPPK tenaga fungsional guru ini dilantik bersama PPPK tenaga kesehatan sebanyak 70 orang yang juga mengikuti seleksi formasi PPPK pada 2023 lalu.
Selia Febriani, salah satu PPPK Guru yang baru dilantik mengucap syukur dan tentunya harus lebih amanah dan tanggung jawab lagi dalam menjalankan tugas.

Guru SMP Negeri 3 Tarakan ini, mengaku sudah mengabdi selama 12 tahun, dan saat ada formasi PPPK Ia melamar dan lolos pasing grade.
Tidak langsung melamar, diawali dengan seleksi administrasi berdasarkan data di Dapodik dan juga klasifikasi P3 dan P4 berdasarkan tahun mengajar atau masa kerja.
“Seleksi administrasi dinyatakan lolos baru kami ikut ujian secara CAT. Kami pelamar P3 ini adalah guru – guru yang memang sudah mengabdi dengan hitungan tahun yang sangat lama, saya sudah mengabdi selama 12 tahun,” katanya.
Meski pernah lolos pasing grade saat mengikuti CPNS, perempuan lulusan Universitas Mulawarman dan lulus Pendidikan Profesi di Universitas Negeri Yogyakarta ini mengaku awal mengabdi sebagai guru Bimbingan Konseling (BK) digaji Rp 400 ribu.
“Jadi selama 12 tahun itu gaji saya berjenjang dari Rp 400 ribu untuk pertama kali kemudian berjenjang naik pernah Rp 1,2 Juta, lalu Rp 1,6 juta dan gaji saya terakhir sebelum terima SK PPPK ada perbaikan Rp 20 ribu/jam saya terimanya Rp 2,1 juta,” urainya.
Setelah dilantik menjadi PPPK, Ia bersyukur gaji pokok yang diterima Rp 3,2 juta ditambah tunjangan sehingga total kurang lebih Rp 4,2 juta perbulan.

Sementara itu, Sriono guru SD 001 Tarakan mengatakan, telah mengajar menjadi guru sejak tahun 1988, awalnya di pondok pesantren Jawa Timur, kemudian tahun 1999 pindah ke Tarakan.
Di Tarakan Ia mulai mengajar lagi tahun 2006 di sekolah Negeri, namun karena kebutuhan ekonomi dan gaji guru kecil akhirnya menyambi berjualan es dan kelapa.
“Jadi pada waktu itu saya menjadi guru dan menyambil berjualan, saya jualan es, jualan buah kelapa saya titipkan di restoran kemudian ambilkan singkongnya orang,” bebernya.
Tidak sampai disitu, pada tahun 2007, Ia mengajar di Kemenag di yayasan MI Arrayan sekitar 8 tahun menjadi guru agama. Lalu, pada tahun 2012 mengajar di tiga sekolah.
“Jadi dalam 1 hari bisa 2 sampai 3 kali (mengajar) jadi tidak ada waktu untuk menganggur mengajar terus. Ada 3 sekolah yang bapak ajar tapi yang fokus hanya 2 sekolah dan dua – duanya sekolah swasta yaitu Indo Tionghoa dan Yayasan Arrayan. Kemudian tahun 2013 awal di panggil Dinas untuk mengajar di SD 001 Selumit sampai sekarang,” urainya.
Meski tidak pernah mengikuti tes CPNS, Ia menegaskan mengajar hanya ingin mendidik anak – anak menjadi anak-anak yang baik dan mengabdi untuk bangsa.
Ia bersyukur, meski tinggal 4 tahun lagi pensiun baru menjadi PPPK dan benar – benar diakui bangsa. Sebelumnya Ia juga lolos dan lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Bicara soal pendapatan, Ia mengaku digaji Rp 800 ribu sejak tahun 2013 dan saat ini akan menerima sekitar Rp 4 juta untuk PPPK. (ris/Iik)













Discussion about this post