MALINAU – Sungai Malinau yang tenang, kini mulai begejolak. Masyarakat setempat sudah jengah, atas perilaku salah satu perusahaan batubara dalam mengelola limbahnya.
Masalah ini diadukan masyarakat yang tergabung dalam Tim Peduli Wilayah Masyarakat Adat Sesungai Malinau dan sekitarnya ke DPRD Provinsi Kaltara. Aduan ini tidak bertepuk sebelah tangan. DPRD rupanya merespon dengan menggelar tinjauan lapangan.
Tim DPRD yang dipimpin langsung oleh Ketua Albert Baya meluncur ke Malinau Rabu (20/7/22). Keesokan harinya, bersama Tim Peduli bertemu Bupati Malinau Wempi W Mawa.

Menurut pengakuan Ketua Tim Peduli Elisa Lungu sempat terjadi perdebatan sengit antar warga dengan Bupati.



“Beliau merasa dilangkahi warga. Masalah Malinau kok di bawa ke DPRD Provinsi. Tapi kami tetap pada pendirian. Kami meyakini hanya DPRD Provinsi yang dapat menyelesaikan persoalan di Malinau Selatan,” ujar Elisa.

Albert pun mengakui pertemuan itu sempat memanas. Menurut Albert tidak ada niat sedikit pun DPRD ingin mengobok-obok Malinau Selatan. Ia berpandangan, DPRD hanya menindaklanjuti pengaduan masyarakat.

“Senin Tim Peduli datang ke DPRD. Mereka mengadu persoalan di Malinau Selatan. Kami merespon dengan mengagendakan kunjungan lapangan. Sebenarnya tujuan kami ke Dinas Lingkungan Hidup Malinau, tapi Bupati mengundang kami dialog. Ya, kami temui beliu sebagai bentuk penghargaan. Bukan ingin berdebat. Terus salahnya dimana?,” tanya Albert.
Pertemuan di ruang kerja Bupati itu tidak menghasilkan keputusan apa pun. DPRD di dampingi Tim Peduli langsung meluncur ke Malinau Selatan. Disana puluhan warga sudah menunggu.
“Kami minta di dampingi warga melalui jalan pemerintah yang dipakai perusahaan. Biar kami bisa lihat kondisinya. Setelah itu, kami minta ditunjukkan lokasi pengelolaan limbah milik perusahaan batubara,” jelas politisi PDI Perjuangan ini.

Apa saja yang ditemui Albert dan kawan-kawan disana? Ternyata aduan warga bukan pepesan kosong. DPRD melihat langsung pengelolaan limbah perusahaan tambang papan atas itu.
“Pokoknya kami sudah lihat, mendokumentasikan dan mengabil sample air limbah. Jujur saya miris. Perusahaan ini berkerja serampangan. Sepertinya mereka tidak kenal takut,” tegas Albert.
Mau diapakan temuan DPRD itu? Albert belum bisa memastikan. Baginya, persoalan pencemaran dan pengelolaan limbah batubara ini bukan kaleng-kaleng.
“Ini masalah serius. Ini juga ujian buat kami DPRD. Apakah serius membela rakyat. Nanti kita lihat perkembangan di dewan. Karena ada mekanisme yang harus kita lalui,” tutup Albert.(**/Adv)