Belakangan ini Anggota DPR RI Dapil Kaltara Deddy Yevri Sitorus kerap tampil di acara talkshow TV Nasional. Apalagi kalau bukan membahas soal Pemilihan Presiden mewakili PDI Perjuangan. Tapi tulisan ini bukan membahas soal Pilpres. Dimana Anda lebih jago sebagai pengamat politik. Jadi soal apa? Kita akan membahas baju batik. Lho kok batik? Apa hubungannya? Yah, sebenarnya kalau pemerintah Kaltara jeli, Deddy Sitorus bisa dijadikan bintang iklan mempopulerkan batik khas Kaltara.
Lihat saja saat Ia tampil di talkshow Apa Kabar Indonesia TvOne Jumat (21/4) lalu beberapa saat setelah Megawati Soekarnoputri menunjuk Ganjar Pranowo sebagai Capres PDI Perjuangan. Anggota Komisi 6 ini mengenakan baju batik khas Kaltara berwarna merah. Batik itu begitu mencolok. Sangat kinclong dan elegan.
Tentu saja ini promosi geratis untuk batik Kaltara. Bayangkan saja. Acara Apa Kabar Indonesia TvOne salah satu talkshow papan atas. Jam tayangnya pun prime time. Menurut salah satu produser TvOne talkshow itu ditonton kurang lebih 40 juta penonton.
![width"450"](https://fokusborneo.com/wp-content/uploads/2024/07/IMG_20240718_195053_600_x_1100_piksel.jpg)
Itu baru yang menonton melalui saluran tv konvensional. Belum lagi yang menonton melalui platform Youtube misalnya. Sampai hari ini, Channel tvOneNews memiliki subscriber 10,6 juta. Belum lagi yang menonton potongan video pendek di TikTok. Di platform ini pengikuti TvOne tembus 1.2 juta. Sedangkan media sosial lainnya seperti Instagram mencapai 1,2 juta pengikut.
Itu hanya satu stasiun TV. Sedangkan Deddy Sitorus sering diundang di tv lainnya. Sebut saja, Kompas TV atau CNN. Yang jumlah penontonnya tidak kalah banyaknya dengan TvOne.
Bisa dipastikan, menjelang Pilpres Deddy bakal sering tampil di tv. Yah, saat ini Ia dipercaya menjadi juru bicara PDI Perjuangan. Sayang kalau ini tidak dimanfaatkan. Tentu ketika Deddy Sitorus mengenakan kemeja batik Kaltara, Ia membawa dua misi. Menjadi juru bicara partai dan mengendors batik.
Deddy Sitorus beruntung punya Ida Suryani. Istrinya itulah yang selama ini sebagai penata busana. Ida mengaku kerap blusukkan mencari pengrajin kain batik saat ikut kunjungan kerja suaminya di Kaltara.
‘’Selama ini gak pernah beli jadi. Selalu beli kain. Pilihannya batik tulis. Karena batik tulis tidak mungkin sama,’’ ujar Ida.
Ida mengaku ada dua kain batik asal Bulungan yang kini sedang Ia persiapkan. Ada juga pesanan dari pembatik di Desa Setulang, Kabupaten Malinau. Kain itu dijahit oleh Nimesh, Laxmi Tailor Pecenongan, Jakarta. Orang keturunan India itulah selama ini yang menjadi langganannya.
Menjahit baju batik memang tidak bisa sembarangan. Makanya Ida sengaja memilih tukang jahit profesional.
‘’Laxmi itu terbaiklah. Jahitannya bagus. Memang mahal tapi hasilnya memuskan,’’ jelas ibu tiga anak ini.
Tidak hanya diacara-acara formal di Jakarta Deddy Sitorus mengenakan batik. Dalam berbagai kunjungan kerja di Dapil, Ida selalu menyelipkan baju batik di dalam koper suaminya. Seperti ketika acara Misa Paskah beberapa waktu lalu. Deddy Sitorus mengenakan batik khas Tarakan.
Itu di dalam negeri, saat kunjungan kerja di Eropa pun Deddy Sitorus menjadi ambasador Batik Kaltara. Itu saat dia berbicara sebagai Ketua Delegasi DPR RI di Praha, Ceko beberapa waktu lalu, Deddy Sitorus mengenakan batik bermotif dayak berwarna ungu. Tentu saja ini promosi geratis untuk para pengrajin.
Jadi sebenanya tidak perlu rumit dan mahal mempopulerkan batik Kaltara. Pemerintah tidak usah memasang iklan mahal-mahal. Atau mengontrak artis papan atas. Atau melakukan promosi sampai ke luar negeri. Cukup memanfaatkan Deddy Sitorus sebagai duta batik Kaltara. Ia akan senang hati menyandangnya. (Pai)