TARAKAN – Kualitas tenaga kerja lokal Kota Tarakan jadi sorotan. Makanya perlu ditingkat kualitasnya terutama kemampuan dan keterampilannya, sehingga diterima bekerja di perusahaan sudah mengandalkan mesin di era modern.
Masalah ketenagakerjaan ini, banyak dikeluhkan warga Kota Tarakan. Keluhan itu, banyak disampaikan saat reses Anggota DPRD Kota Tarakan Suryadi Sangkala yang dilaksanakan di Kelurahan Juata Laut, Jumat (31/1/25).
Tenaga kerja lokal tidak memiliki kemampuan dan keterampilan, susah mendapatkan pekerjaan. Hal itu bisa dilihat dari karyawan yang di terima di pabrik bubur kerja PT. Phoenix Resources International (PRI) tenaga kerja lokalnya hanya 20 persen.
“Itu yang disampaikan masyarakat. Mereka kesulitnya mendapatkan pekerjaan dengan syarat-syarat seperti harus memiliki sertifikasi kemampuan dan keterampilan tertentu,” katanya.
Suryadi mengatakan bahkan lulusan sarjana saja, sulit bisa mendapatkan pekerjaan apalagi hanya SMA atau SMK. Makanya ini perlu menjadi perhatian pemerintah khususnya Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja, karena bidang-bidang tertentu yang dibutuhkan perusahaan belum ada lulusannya di Kota Tarakan.
“Ini akan kita koordinasikan dengan Dinas Tenaga Kerja agar kedepan bisa dibuatkan pelatihan kerja untuk memenuhi permintaan perusahaan PT Phoenix maupun memenuhi kebutuhan tenaga di Kawasan Industri Hijau di Tanah Kuning nantinya,” jelasnya.

Politisi Gerindra itu menekankan kehadirian pabrik bubur kertas serta kawasan industri hijau di Kalimantan Utara (Kaltara), harus biasa dimanfaatkan dengan baik peluang-peluang yang ada. Jangan sampai nantinya masyarakat Kota Tarakan hanya menjadi penonton karena tidak mempunyai kemampuan dan keterampilan sesuai dibutuhkan perusahaan.
“Jadi nanti anak-anak lulusan SMK, SMA umum maupun sarjana bisa mengikuti pelatihan. Setelah mereka mendapatkan sertifikasi sesuai kebutuhan perusahaan, bisa diterima kerja karena itu yang diutamakan,” pesannya.
Persoalan ini, sebut Suryadi akan didorong ke DPRD Kota Tarakan agar bisa diperjuangkan. Alasan kenapa perusahaan PT. PRI tidak bisa mengakomodir lebih banyak, karena kemampuan dan keterampilan tenaga kerja lokal belum memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan perusahaan.
“Mereka itu banyak mengambil tenaga kerja ahli dari luar, karena yang mempunyai lulusan sesuai dibutuhkan pabrik bubur kertas itu masih minim di Tarakan. Soalnya pabrik bubur kertas ini, sudah menggunakan mesin robotik jadi gak banyak butuh tenaga kerja biasa,” bebernya.
Jika pemerintah ingin membantu masyarakat Kota Tarakan yang memiliki semangat untuk bekerja di perusahan besar dengan kemampuan dan keterampilan tertentu, mulai sekarang sudah harus memprogramkan pelantihan kerja sesuai kebutuhan. Supaya setelah nanti kawasan industri hijau terbesar di Kaltara buka, tenaha kerja lokal Kota Tarakan bisa diterima bekerja.
Suryadi berharap selaku perwakilan masyarakat, setiap perusahan akan berkegiatan di Tarakan tetap mengutamakan warga lokal.
“Untuk pemerintah khusus Dinas Tenaga Kerja kita berharap setiap ada perusahaan atau investor ingin mendirikan di Tarakan, sebelum beroperasi sudah harus cepat mengambil langkah menginformasikan kepada masyarakat tenaga kerja dengan speksifikasi apa saja. Selain itu, juga memprogram pelantihan sesuai keahlian dibutuhkan perusahaan agar tenaga kerja lokal Tarakan bisa diterima kerja,” tutupnya.(**)