TARAKAN – Bulan Juni senantiasa menjadi penanda penting bagi PDI Perjuangan melalui peringatan Bulan Bung Karno.
Kader PDI Perjuangan Rakmat Sewa mengajak masyarakat Kota Tarakan khususnya kader, dan simpatisan untuk mengenang Sang Proklamator sekaligus merefleksikan nilai-nilai kebangsaan yang ia perjuangkan.
Rahmat Sewa menyoroti bagaimana bulan Juni sarat akan makna historis. 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahirnya Pancasila, 6 Juni sebagai Hari Lahir Bung Karno, dan 21 Juni dikenang sebagai Hari Wafatnya Bung Karno.

“Bulan Bung Karno bukan sekadar rutinitas seremonial, Ini adalah panggilan moral untuk kembali memahami dan mengamalkan gagasan kebangsaan yang inklusif dan berkeadilan,” tegasnya.



Menurutnya, nasionalisme yang ditanamkan Bung Karno bukan hanya sebatas slogan. “Bung Karno adalah tokoh yang hidup sepenuhnya untuk rakyat dan bangsanya. Nasionalisme yang beliau tanamkan nyata dalam kerja, kebijakan, dan perjuangannya,” ungkap Rahmat Sewa juga Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara).
Rahmat Sewa menekankan bahwa peran Bung Karno tidak hanya terbatas pada skala nasional, tapi juga sebagai pemimpin dunia yang mewakili suara bangsa-bangsa tertindas.

“Bung Karno adalah sosok yang tidak hanya dicatat dalam sejarah nasional sebagai proklamator kemerdekaan, penggali Pancasila, Presiden pertama RI, pahlawan nasional, dan bapak bangsa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rahmat menuturkan pengakuan penuh terhadap nama besar Bung Karno. “Nama Bung Karno proklamator kemerdekaan, penggali Pancasila, Presiden pertama RI, pahlawan nasional, bapak bangsa telah dibolehkan,” katanya,
Ia menambahkan bahwa Bung Karno bukan hanya memimpin revolusi kemerdekaan, tetapi juga memperjuangkan martabat rakyat dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan yang menjunjung tinggi keadilan sosial.
“Konsep Indonesia yang beliau bangun adalah kemerdekaan untuk umat. Sebuah cita-cita luhur untuk membebaskan bangsa ini dari belenggu kolonialisme dan penindasan, baik secara fisik maupun mental,” sambungnya.
Di akhir pernyataannya, Rahmat Sewa mengajak seluruh elemen bangsa untuk senantiasa mengingat dan merawat akar perjuangan bangsa.
Ia menekankan pentingnya menjaga semangat Bung Karno dalam memperjuangkan kebenaran dan membela rakyat, khususnya bagi generasi muda sebagai penerus estafet kepemimpinan.
“Warisan Bung Karno bukan sekadar bangunan sejarah. Ia adalah penggagas moral dan spiritual. Kita perlu merawatnya, bukan dengan mengingatnya semata, tetapi dengan kerja nyata dalam memperkuat solidaritas, merawat kebhinekaan, dan membangun peradaban,” tutupnya.(Mt)