TARAKAN – Wakil Ketua I DPRD Kota Tarakan, Herman Hamid, meninjau langsung kondisi jembatan penghubung antara RT 16 dan RT 31 Kelurahan Sebengkok yang dikeluhkan warga.
Kunjungan ini dilakukan setelah menerima laporan dari ketua RT setempat mengenai kondisi jembatan yang patah dan membahayakan warga.
Dalam tinjauannya pada Rabu (13/8/25), Herman Hamid menyatakan keprihatinannya.
“Jembatan itu patah. Ada keluhan warga yang disampaikan ke ketua RT, lalu ketua RT menyampaikannya ke saya. Memang sangat memprihatinkan,” ujarnya.
Jembatan yang patah ini, menjadi akses jalan utama bagi warga di dua RT tersebut. Kondisinya kini mengancam keselamatan, terutama dua rumah warga di sekitarnya yang sudah mengalami keretakan.
”Kalau tidak segera ditangani, ini akan lebih mengkhawatirkan. Dampaknya ke rumah warga di samping kanan kirinya karena jalanan di bawahnya sudah berlubang, sehingga air lewat situ dan rumah warga juga retak,” jelas Herman.
Ia menambahkan, patahnya jembatan tersebut diperkirakan sepanjang dua meter, namun total area yang perlu diperbaiki mencapai 50 meter. Kondisi ini disebabkan tidak adanya drainase yang memadai.
”Total yang harus diperbaiki kurang lebih 50 meter karena sepanjang bawahnya itu semua berlubang. Ini imbas dari tidak adanya drainase. Mungkin ada yang berlubang sedikit, maka air lewat situ sehingga menggerus yang ada di bawah jembatan,” imbuhnya.
Herman Hamid menegaskan solusi untuk masalah ini adalah dengan segera membangun drainase, lalu dilanjutkan dengan semenisasi ulang jalan.
”Solusinya, drainasenya harus segera dibuat, dan setelah itu disemenisasi ulang jalanan,” tegasnya.
Herman berharap pemerintah kota dapat segera menindaklanjuti permasalahan ini.
“Kami akan segera sampaikan ke pemerintah dan berharap segera, misalnya dalam bulan ini, bisa ditangani,” tuturnya.
Ia khawatir jika tidak segera ditangani, jumlah rumah yang terancam ambles bisa bertambah hingga lima rumah.
Warga setempat, kata Herman, sudah sempat melakukan gotong royong untuk menanggulangi masalah ini. Mereka bahkan telah menimbun satu dari dua titik jembatan yang patah dengan karung berisi tanah.
“Warga sudah sempat kerja bakti sendiri. Ada dua titik yang patah, tapi yang satu sudah ditangani warga dengan gotong royong mengisi tanah di karung. Mereka berharap ada tindakan lebih yang lebih kuat agar tidak patah lagi,” pungkasnya.
Sementara itu, peristiwa ini sudah berlangsung hampir tiga bulan, dan warga menanti respons cepat dari pemerintah agar jembatan yang menjadi nadi penghubung mereka bisa kembali aman dan layak digunakan.(Mt)
Discussion about this post