• About Us
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Fokus Borneo
Advertisement
  • Beranda
  • Nasional
  • Advetorial
    • Pemprov Kaltara
    • Pemkot Tarakan
    • Pemkab Bulungan
    • Pemkab Nunukan
    • Pemkab Malinau
    • Pemkab Tana Tidung
    • Pemkot Balikpapan
    • KPH Tarakan
  • Daerah
  • TNI Polri
  • IKN
  • Kriminal
  • Politik
    • Parlemen
  • Rubrik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Olah Raga
    • Sosial Budaya
    • Hiburan
    • Energi
  • Opini
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Nasional
  • Advetorial
    • Pemprov Kaltara
    • Pemkot Tarakan
    • Pemkab Bulungan
    • Pemkab Nunukan
    • Pemkab Malinau
    • Pemkab Tana Tidung
    • Pemkot Balikpapan
    • KPH Tarakan
  • Daerah
  • TNI Polri
  • IKN
  • Kriminal
  • Politik
    • Parlemen
  • Rubrik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Olah Raga
    • Sosial Budaya
    • Hiburan
    • Energi
  • Opini
No Result
View All Result
Fokus Borneo
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Advetorial
  • Daerah
  • TNI Polri
  • IKN
  • Kriminal
  • Politik
  • KPH Tarakan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Sosial Budaya
  • Travel
  • Energi
  • Hiburan
  • Opini
Home Politik

Ohh… Kamu Ketahuan

by Redaksi
10 September 2025 10:11
in Politik
A A
0
Ohh… Kamu Ketahuan

Anggota DPR RI, Deddy Sitorus saat berkunjung ke daerah perbatasan di Kaltara. Foto: ist

JAKARTA, Fokusborneo.com – Sejak kapan diksi “Rakyat Jelata” itu sebuah penghinaan? Bukankah sebutan itu sebagai kata ganti rakyat Indonesia kebanyakan yang hidup sederhana? Mengapa framing yang dibangun seolah wakil rakyat telah menghina rakyatnya.

Tuduhan itu dialamatkan kepada Deddy Sitorus, politisi PDI Perjuangan. Menggunakan potongan video durasi 20 detik. Apakah ini sebuah operasi pembungkaman? Mari kita analisa.

Baca Juga

Mediasi Harga Lahan Buntu, DPRD Tarakan Dorong PT. PRI-Warga Buka Dialog Terbuka

Hasan Basri Serahkan Bantuan untuk 5 KK Korban Kebakaran di Sebengkok

Kunker ke Tarakan, Komisi V DPR RI Soroti Perbaikan Bendungan Binalatung

Perkuat Kewenangan, Bawaslu Kaltara Sampaikan 8 Rekomendasi Penting ke DPR RI

Nama Deddy Sitorus mencuat sebagai salah satu politisi yang dituduh menyulut kemarahan publik. Bukan karena aksi joged. Namun dia dituding arogan. Karena menganggap wakil rakyat lebih tinggi derajatnya dari rakyat jelata.

Dari mana tuduhan jahat itu bermula? Itu semua berasal dari video talkshow Metro TV yang terjadi pada 20 Oktober 2024. Deddy Sitorus diundang sebagai narasumber.

Saat ia mendapat giliran ditanya, si presenter melontarkan kalimat pembuka kira-kira begini: “Bagaimana ini DPR, gaji dan tunjangan gila-gilaan. Sementara rakyat masih rendah.’’ Pertanyaan tendensius. Mengarah fait a comply. Presenter seperti ingin memancing reaksi dari narasumbernya. Agar talkshow berjalan menarik dan seru. Tapi Deddy Sitorus tidak terjebak.

Nada suaranya meninggi. Ia merasa tidak nyaman dengan kalimat pengantar si presenter dan langsung merespon: “Kok, Anda membandingkan (gaji) DPR dengan rakyat jelata. Tukang becak atau gaji UMR. Itu kan sesat logika,’’ potong Deddy.

Bagi orang berpendidikan tentu faham. Bahwa untuk membandingkan sesuatu itu ada sejumlah syarat. Diantaranya, instrumen, parameter, indikator, logika dan metodologi.

Bagi orang yang bernalar, apa yang dilakukan oleh host Metro TV itu jelas upaya provokasi dan adu domba telanjang. Sebab DPR adalah lembaga tinggi negara.

Logikanya, kalau mau dibandingkan tentu dengan sesama lembaga tinggi negara lainnya. Seperti: BPK, MK, Presiden/Wapres, DPD dan lainnya. Yang “hak keuangannya” diatur oleh UU dan Peraturan Menteri Keuangan.

Terjadi adu argument antara presenter dan Deddy Sitorus. pun protes. Ia mengatakan bahwa membandingkan gaji DPR dengan UMR tidak apple to apple. Diluar standar metodologi perbandingan.

Jangankan dengan DPR yang merupakan lembaga tinggi negara, membandingkan gaji Bupati-Walikota dengan UMR saja, sudah pasti berbeda. Perbedaan itu diatur dalam UU dan Peraturan yang mengatur keuangan negara.

Contoh lagi yang tidak logis tapi sejenis. Misalnya membandingkan gaji Dirut/CEO diperusahaan dengan petugas front office. Sekurang kerjaan apa Anda sampai membandingkan itu kalau bukan bermaksud memprovokasi??

Perdebatan itulah yang dipotong 20 detik. Lalu di framing. Bukan lagi perdebatan tentang perbandingan gaji. Namun berubah menjadi isu provokatif. Soal derajat atau status DPR dengan rakyat jelata?

Padahal jika ditonton utuh talkshow itu yang durasinya 1,5 jam sudah sangat jelas. Bahwa Deddy Sitorus mempersoalkan provokasi host Metro TV. Sama sekali tidak ada pernyataan yang terkesan menganggap DPR atau dirinya lebih tinggi derajat atau statusnya dibanding rakyat kebanyakan.

Pertanyaan berikutnya. Sejak kapan diksi “rakyat jelata” menjadi sebuah penghinaan? Istilah “rakyat jelata” berarti rakyat biasa. Yaitu masyarakat umum yang hidup sederhana. Jadi, rakyat jelata adalah rakyat kebanyakan (orang kecil, orang biasa, masyarakat umum).

Menariknya, jika ditelaah lebih jauh, metode yang digunakan untuk menyerang Deddy Sitorus ini mirip yang dialami Ahok dimasa lalu. Dimana videonya dipotong. Dibuat narasi penistaan lalu dibenturkan dengan penganut agama tertentu.

Untuk kasus Ahok kita mahfum. Kendati cara-cara jahat seperti itu sangat melukai demokrasi. Kasus tersebut muncul menjelang kontestasi Pilkada Jakarta. Potongan video itu ditarget untuk menyerang Ahok agar popularitasnya turun.

Yang membingungkan mengapa Deddy Sitorus yang menjadi target. Apakah Ia menakutkan hingga harus dimatikan. Sebenarnya, di jagad politik Indonesia, kiprah Deddy Sitorus terbilang baru.

Ia new comer. Tidak sepopuler kompatriotnya Adian Napitupulu misalnya. Atau Masinton Pasaribu. Namanya mulai muncul dan dikenal luas ketika berhasil meraih kursi legislatif mewakili Kalimantan Utara (Kaltara) di Pemilu 2019.

Ibarat klub sepakbola, Kaltara hanyalah sebuah klub promosi ke divisi utama. Provinsi pemekaran yang tidak sestrategis provinsi di Jawa, Sumatera atau Sulawesi. Pemilihnya sedikit. Jauh dari Jakarta pula.

Mungkin latar belakang Deddy Sitorus yang malang melintang sebagai aktivis lingkungan membuatnya begitu menonjol di Senayan. Pengalamannya mengadvokasi rakyat selama aktif di Wahana Lingkungan Indonesia (WALHI) membuatnya matang.

Idiologi kerakyatannya pun sangat kuat. Hal itu karena sejak mahasiswa dan aktif di WALHI banyak mengadvokasi kasus perusakan lingkungan yang dilakukan korporasi. Mungkin itu yang membuat urat takutnya putus. Pernyataannya selalu kritis. Terutama kepada mantan penguasa yang dinilainya telah merusak demokrasi Indonesia.

Lantas siapa yang memaksakan logika publik bahwa kata rakyat jelata adalah sebuah penghinaan? Sudah tentu kelompok yang sengaja memotong video itu menjadi 20 detik agar kehilangan konteksnya. Lalu menyebarkannya dengan kalimat menghasut untuk menyulut kebencian dan kemarahan kepada Deddy Sitorus.

Siapa kah mereka? Tentu saja orang yang tidak suka dengan sikap kritis dan keberanian Deddy Sitorus membuka kepalsuan (keluarga) mantan penguasa kepada publik di media, media sosial dan di DPR. Ohh… Kamu Ketahuan.(pai)

Tags: Deddy SitorusDPR RIHeadlinePDIPPolitisi PDI Perjuangan
ShareTweetSendShareSend

Berita Lainnya

Warga Tawarkan Damai Jual Lahan Rp500 Ribu per Meter, PT PRI Pilih Jalur Appraisal
Parlemen

Mediasi Harga Lahan Buntu, DPRD Tarakan Dorong PT. PRI-Warga Buka Dialog Terbuka

29 Oktober 2025 17:21
Hasan Basri Serahkan Bantuan untuk 5 KK Korban Kebakaran di Sebengkok
Parlemen

Hasan Basri Serahkan Bantuan untuk 5 KK Korban Kebakaran di Sebengkok

28 Oktober 2025 20:14
Kunker ke Tarakan, Komisi V DPR RI Soroti Perbaikan Bendungan Binalatung
Nasional

Kunker ke Tarakan, Komisi V DPR RI Soroti Perbaikan Bendungan Binalatung

28 Oktober 2025 16:41
Perkuat Kewenangan, Bawaslu Kaltara Sampaikan 8 Rekomendasi Penting ke DPR RI
Politik

Perkuat Kewenangan, Bawaslu Kaltara Sampaikan 8 Rekomendasi Penting ke DPR RI

28 Oktober 2025 16:12
Daerah

Forum Strategis Bawaslu Kaltara Tingkatkan Sinergi Pengawasan Pemilu

27 Oktober 2025 21:15
Jufri Budiman: Keselamatan Speedboat Kaltara Bukan Cuma Soal Alat, Tapi Juga Kapten Kapal
Parlemen

Jufri Budiman: Keselamatan Speedboat Kaltara Bukan Cuma Soal Alat, Tapi Juga Kapten Kapal

27 Oktober 2025 16:52
Next Post

Sri Juniarsih Resmikan Gedung Yayasan Maula Arsyeh, Ajak Masyarakat Perkuat Pendidikan Agama

Rahmad Mas’ud Apresiasi Langkah Pertamina Jaga Ketersediaan BBM

Pemkot Balikpapan Genjot PAD Hadapi Pemotongan Dana Transfer Pusat

Discussion about this post

Ikuti Kami

Ikuti Kami

Berita Terlaris

  • Warga Tawarkan Damai Jual Lahan Rp500 Ribu per Meter, PT PRI Pilih Jalur Appraisal

    Warga Tawarkan Damai Jual Lahan Rp500 Ribu per Meter, PT PRI Pilih Jalur Appraisal

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kado Sumpah Pemuda, Pemkot Tarakan Apresiasi 21 Tokoh Muda Inspiratif Tahun 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Diskusi Akal Sehat di Kaltara: Rocky Gerung Tantang Aktivis Lokal Jadi Agen Perubahan Global

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sinergi Hulu Migas di Kalimantan Utara, Pertamina EP Tarakan Dampingi SKK Migas Kalsul Kunjungi Bappeda Litbang Tarakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mediasi Harga Lahan Buntu, DPRD Tarakan Dorong PT. PRI-Warga Buka Dialog Terbuka

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Fokus Borneo

Ikuti Kami

Rubrik

  • Advetorial
  • Daerah
  • Derap Nusantara
  • Ekonomi
  • Energi
  • Fokus
  • Hiburan
  • IKN
  • KPH Tarakan
  • Kriminal
  • Kuliner
  • Nasional
  • Olah Raga
  • Opini
  • Otomotif
  • Parlemen
  • Pemkab Bulungan
  • Pemkab Malinau
  • Pemkab Nunukan
  • Pemkab Tana Tidung
  • Pemkot Balikpapan
  • Pemkot Tarakan
  • Pemprov Kaltara
  • Pendidikan
  • Politik
  • Sosial Budaya
  • TNI Polri
  • Travel
  • Video

Recent News

PLN UID Kaltimra Dorong Kemandirian Ekonomi Lokal Lewat Rumah BUMN Nunukan, Bantu 31 UMKM Urus Legalitas Usaha

30 Oktober 2025 22:15

Ibu Kota Nusantara (IKN) Perkuat Ketahanan Digital Nasional Lewat Partisipasi di pada Acara National Cybersecurity Connect (NCSC) 2025!

30 Oktober 2025 22:08
  • About Us
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2025 PT KITA MEDIA GROUP

No Result
View All Result
  • Nasional
  • Advetorial
    • Pemprov Kaltara
    • Pemkot Tarakan
    • Pemkab Bulungan
    • Pemkab Nunukan
    • Pemkab Malinau
    • Pemkab Tana Tidung
    • Pemkot Balikpapan
  • Daerah
  • TNI Polri
  • IKN
  • Kriminal
  • Politik
    • Parlemen
  • KPH Tarakan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Sosial Budaya
  • Travel
    • Kuliner
  • Energi
  • Hiburan
  • Opini

© 2025 PT KITA MEDIA GROUP