TANA TIDUNG, Fokusborneo.com – Kekurangan tenaga guru dan persoalan infrastruktur jalan, menjadi sederet aspirasi yang terungkap saat reses Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Utara, Vamelia Ibrahim Ali, di Kabupaten Tana Tidung.
Dalam Reses Masa Persidangan I tahun 2025, Vamelia menuntaskan kunjungan di lima titik berbeda, mulai dari pertemuan dengan masyarakat desa, kelompok perempuan, hingga tenaga pendidik.
Dari berbagai pertemuan tersebut, dua isu yang paling banyak disuarakan masyarakat adalah kebutuhan tenaga guru dan perbaikan jalan yang masih rusak di sejumlah wilayah.
Menurut Legislatif dari Dapil Kabupaten Tana Tidung dan Bulungan ini, kondisi tenaga pendidik di Tana Tidung masih jauh dari ideal. Banyak sekolah harus bertahan dengan jumlah guru yang terbatas sehingga satu guru terpaksa mengajar lebih dari satu mata pelajaran.
Tidak jarang, mata pelajaran yang diampu bahkan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan guru yang bersangkutan.
“Masalah guru ini cukup serius. Ada guru biologi yang harus mengajar mata pelajaran lain di luar keahliannya. Tentu hal ini berdampak pada mutu pendidikan dan perkembangan anak-anak kita,” jelas Vamelia.
Selain kekurangan guru, aspirasi besar lain datang dari sektor infrastruktur. Masyarakat, kata dia, berulang kali menyoroti kerusakan jalan yang menghubungkan desa-desa dengan pusat kecamatan dan kabupaten.
Jalan yang rusak tidak hanya menyulitkan mobilitas warga, tetapi juga berdampak langsung pada kelancaran distribusi hasil pertanian dan akses menuju layanan publik.
“Harapan masyarakat jelas, jalan harus segera diperbaiki agar mereka nyaman bepergian dan roda ekonomi tidak terhambat,” tegasnya.
Vamelia, istri Bupati Tana Tidung ini juga menyinggung rencana pembangunan SMA Negeri 3 Betayau oleh Pemprov Kalimantan Utara yang dijadwalkan masuk dalam APBD Tahun 2026. Menurutnya, keberadaan sekolah baru tersebut sangat ditunggu, karena selama ini SMA 3 Betayau masih menumpang di gedung pemerintah.
“Insya Allah pembangunan SMA 3 Betayau bisa direalisasikan tahun depan. Ini kebutuhan mendesak yang terus saya kawal, karena menyangkut akses pendidikan menengah bagi anak-anak kita,” ujarnya.
Sebagai bentuk komitmen, Vamelia menegaskan aspirasi masyarakat tidak akan berhenti hanya pada tahap pencatatan. Untuk skala kabupaten, ia akan menyampaikannya langsung kepada Bupati Tana Tidung, sementara aspirasi yang masuk ranah provinsi akan dibawa melalui mekanisme DPRD dan diteruskan ke dinas teknis.
“Setiap masukan masyarakat saya catat dan prioritaskan sesuai urgensinya. Aspirasi pendidikan saya dorong ke Dinas Pendidikan, sementara infrastruktur akan saya kawal di tingkat provinsi. Saya ingin pastikan semuanya mendapat tindak lanjut,” pungkasnya. (hr)
Discussion about this post