TARAKAN – Sekembalinya dari perjalanan dinas dari Jakarta, Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid secara khusus menemui Pertamina Fuel Tarakan di Kota Tarakan, Kamis (16/7/20). Hal ini untuk membahas persoalan kelangkaan BBM di wilayah Krayan yang menyebabkan terjadinya antrian panjang di masyarakat.
Kedatangan orang nomor satu di Kabupaten Nunukan ini, ditemui langsung pihak Pertamina Fuel Tarakan. Selain menanyakan alasan terjadinya kelangkaan BBM di wilayah Krayan, Laura juga meminta Pertamina segera melakukan segala upaya untuk mengatasi kelangkaan BBM tersebut.
Menurut Laura, kelangkaan BBM sudah sangat menganggu aktivitas ekonomi masyarakat di wilayah Krayan. “Satu – satunya BBM yang ditunggu masyarakat saat ini adalah yang berasal dari Pertamina, karena BBM dari Malaysia juga tidak bisa masuk akibat kebijakan lockdown ketat di Negara Malaysia. Kalau pasokan dari Pertamina terganggu, maka seluruh aktivitas masyarakat pun ikut terganggu. Makanya itu saya meminta Pertamina segera mencari solusi untuk mengatasi masalah ini,” kata Laura.
Menanggapi permintaan tersebut, Pertamina Fuel Tarakan menyampaikan kronologis penyebab terjadinya kelangkaan BBM di Krayan. Kelangkaan BBM di wilayah Krayan, dikarenakan pesawat Air Tractor AT-802 PK-PAY dengan kapasitas angkut 4.000 liter yang biasa mengangkut BBM sejak tanggal 29 Juni 2020 lalu dipindah tugaskan untuk melayani wilayah Papua.
Pertamina Fuel menggunakan pesawat pengganti dengan pesawat Cassa 212 PK – PCT, dengan kapasitas angkutnya sebanyak 1.200 liter per sekali terbang. Pesawat pengganti dengan kapasitas angkut yang lebih kecil ini, yang menyebabkan pasokan BBM di wilayah Krayan berkurang dan menimbulkan antrian panjang di masyarakat.
Untuk memulihkan pasokan BBM di wilayah Krayan, Pertamina Fuel akan kembali menggunakan pesawat Air Tractor AT-802 PK-PAY untuk mengangkut BBM di wilayah Krayan agar pasokan di masyarakat bisa kembali normal.
“Kami (Pertamina) berharap agar pada awal minggu depan pengiriman BBM ke Krayan sudah bisa kembali menggunakan pesawat Air Tractor dengan kapasitas 4.000 liter, sehingga kebutuhan bisa normal seperti sedia kala,” ujar Manajer Humas Pertamina MOR VI Tarakan Robert.
Robert mejelaskan, pertamina disatu sisi, sebagai perusahaan yang dalam operasionalnya sangat mengedepankan aspek safety dan prosedur keselamatan.”Saat pengiriman harus berhadapan dengan faktor cuaca yang tidak menentu, terkadang menyebabkan adanya penundaan penerbangan,” tutup Robert.(Humas)