TARAKAN – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Tarakan menggelar dialog interaktif bersama sejumlah organisasi mahasiswa di Tarakan. Kegiatan dilaksanakan di salah satu hotel di Jalan Mulawarman, Kamis (2/6/2022).
Dialog interaktif dengan mengambil tema “Gerakan Politik Mahasiswa Mengawal Demokrasi dan Kehidupan Bernegara” ini mengahdirkan nara sumber dari KPU, Bawaslu, Kesbangpol dan akademisi dari Universitas Negeri Borneo Tarakan (UBT).
Mewakili penyelenggara kegiatan, Agung Wiranto mengatakan dialog interaktif ini bertujuan untuk merefleksikan kembali bagaimana idealnya gerak politik yang ahrus dilakukan mahasiswa.
“Perlu ada refleksi bagaimana mahasiswa harus bersikap dalam politik. Dan mahasiswa saat ini selalu didorong dalam kegiatan politik praktis,” ujarnya.
Ia menegaskan, mahasiswa harus mengawal politik mengawal proses demokrasi yang berjalan di Indonesia.
GMKI berharap pendidikan politik seperti ini dapat terus dilanjutkan, terkhusus bagi seluruh OKP yang di Tarakan.
“Apalagi menjelang Pemilu 2024 sekarang ini, pendidikan politik sangat penting sehingga demokrasi dapat berjalan dengan baik,” harapnya.
Analis Kesbangpol Tarakan, Ahmad Sujai mengatakan pemerintah sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini dalam rangka upaya memberikan pendidikan politik kepada masyarakat khususnya pemuda untuk mensukseskan Pemilu.
“Kegiatan ini sangat positif, dan kami dari Kesbangpol berharap kegiatan pendidikan politik seperti ini dapat sering dilaksanakan,” ucapnya.
Pemerintah berharap, melalui kegiatan pendidikan politik khususnya untuk pemuda diharapkan Pemilu di Indonesia khususnya di Tarakan kedepan semakin lebih baik.
“Mahasiswa harus mengawal demokrasi mengawal kinerja pemerintah, legislatif hingga yudikatif,” sambungnya.
Presiden Mahasiswa UBT, Ainulyansyah menambahkan pihaknya sangat bersyukur ada kegiatan seperti ini sebagai pembelajaran kepada teman-teman mahasiswa.
“Kita bersyukur diundang dan ini sangat luar biasa, kami harap apa yang didapat hari ini dapat diimplementasikan di masyarakat,” katanya.
Ainulyansyah juga mengharapkan agar gerakan yang dibangun mahasiswa adalah gerakan politik idealis. Mahasiswa tidak boleh bergerak yang mana orientasinya adalah gerakan politik pragmatis. (wic/Iik)