Menu

Mode Gelap

Opini

JSK Sang Revolusioner


					JSK Sang Revolusioner Perbesar

Rambutnya putih. Disisir rapi kebelakang. Hidungnya bangir. Sorot matanya tajam, berkacamata. Badannya ramping. Kalau jalan cepat sekali. Bicaranya selalu tertata. Lembut dan santun. Mulai hari ini, sejak pukul 11.54 Wita, sosok ini hanya bisa kita kenang. Ia adalah dr Jusuf Serang Kasim. JSK.

Siapa pun yang mengenalnya, pasti memiliki kesan mendalam. Termasuk saya. Suatu hari sebagai wartawan Radar Tarakan, saya datang mewawancarainya. Diterima di ruang tamu di kediaman Walikota.

“Silakan masuk Doddy. Kamu mau tanya apa?” Sergahnya saat melihat saya di depan pintu. Saya yang masih berjalan, setengah kaget. “Buset. Belum duduk, narasumber sudah nanya wartawan. “Soal Kya Kya pak,” jawab saya.

width"250"

“Kamu pernah ke Singapura?” Tanyanya lagi. Sambil menggeleng saya menjawab. “Belum pak.” ” Ya sudah, kamu ke Singapura dulu. Habis itu baru boleh wawancara saya,” katanya dengan nada setengah tinggi.

width"400"
width"450"
width"400"

Saya mendengar jawaban itu, lantas berdiri. Salaman dan balik kanan.

Satu lagi saat saya wawancara JSK di wisuda pertama Universitas Borneo Tarakan (UBT). Kali ini air matanya menetes.

width"300"

“Ini seperti mimpi. Hari ini sejarah mencatat, UB bisa melahirkan sarjana,” kata JSJ sambil menatap gedung rektorat UBT.

Yah, JSK bukan Walikota biasa. Saya sering menyamakannya dengan CEO sebuah perusahaan. Dia CEO terbaik. Ahli managemen dan leader bagi anak buahnya.

JSK pemimpin kaya ide. Terobosannya begitu nyata. Memindahkan Pasar Simpang Tiga. Membangun THM. Mendirikan Stadion Datu Adil, Indoor Telaga Keramat dan banyak lagi.

Little Singapore –dirubah SBY menjadi The New Singapore adalah mimpinya. JSK juga dokter yang bekerja dari nol. Mulai dari Puskesmas hingga Direktur RSUD A Wahab Syahrani Samarinda.

Walikota terbaik versi Tempo pernah di raih JSK. Ia sejajar dengan Joko Widodo, mantan Walikota Solo yang kini Presiden RI.

Sebagai aktivis dan politisi JSK bukan kelas kaleng-kaleng. Dia pendiri KNPI Tarakan. JSK juga penggagas dan motor penggerak Provinsi Kaltara.

Tulisan obituari ini bakal panjang bila diteruskan. Buat saya dan kita semua yang mengenal JSK, jasanya tak terkira. Kebaikannya takan habis dikisahkan. Namanya layak mengganti nama bandara internasional Juwata Tarakan sebagai tanda terimakasih kita. Atau nama Rumah Sakit Daerah Kaltara sebagai penghargaan kiprahnya di dunia kesehatan.

Selamat jalan Pak JSK. Gagasan mu revolusioner. Karya mu abadi. Semoga engkau diminta Allah untuk menetap DisebelahNya. (pai)

Artikel ini telah dibaca 98 kali

badge-check

Writer

Baca Lainnya

Pantai Amal: Dari Gersang Menuju Ruang Wisata Kota

16 Juni 2025 - 12:27

Pantai Amal dan Masa Depan Ekowisata Hijau Kalimantan Utara

16 Juni 2025 - 08:47

Siapa Peduli Saat Pers Lokal Sekarat?

9 Juni 2025 - 15:21

Meningkatkan Literasi Keuangan Pekerja Migran Melalui QRIS Cross Border di Kalimantan Utara: Sebuah Langkah Positif dari Bank Indonesia

4 Juni 2025 - 21:58

Memaknai Sila ke 5 Pancasila Melawan Abuse Of Power..!!! Oleh: Marihot GT Sihombing, S.H,.S.Th.,M.H Advokat/Pengacara Sahata Law Firm

2 Juni 2025 - 14:53

QRIS Meningkatkan Transaksi dan Menumbuhkan Ekonomi di Kalimantan Utara

1 Juni 2025 - 17:37

Trending di Ekonomi