• About Us
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
Fokus Borneo
  • Beranda
  • Nasional
  • Advetorial
    • Pemprov Kaltara
    • Pemkot Tarakan
    • Pemkab Bulungan
    • Pemkab Nunukan
    • Pemkab Malinau
    • Pemkab Tana Tidung
    • Pemkot Balikpapan
    • KPH Tarakan
  • Daerah
  • TNI Polri
  • IKN
  • Kriminal
  • Politik
    • Parlemen
  • Rubrik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Olah Raga
    • Sosial Budaya
    • Hiburan
    • Energi
  • Opini
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Nasional
  • Advetorial
    • Pemprov Kaltara
    • Pemkot Tarakan
    • Pemkab Bulungan
    • Pemkab Nunukan
    • Pemkab Malinau
    • Pemkab Tana Tidung
    • Pemkot Balikpapan
    • KPH Tarakan
  • Daerah
  • TNI Polri
  • IKN
  • Kriminal
  • Politik
    • Parlemen
  • Rubrik
    • Ekonomi
    • Pendidikan
    • Olah Raga
    • Sosial Budaya
    • Hiburan
    • Energi
  • Opini
No Result
View All Result
Fokus Borneo
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Advetorial
  • Daerah
  • TNI Polri
  • IKN
  • Kriminal
  • Politik
  • KPH Tarakan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Sosial Budaya
  • Travel
  • Energi
  • Hiburan
  • Opini
Home Opini

Tarakan Menuju Kota Layak Anak, Ini Seriusan Apa Cuma Lucu-lucuan?

by Redaksi
23 Januari 2022 16:38
in Opini
A A
0

Agus Dian Zakaria Jurnalis dan Pegiat Literasi

Oleh : Agus Dian Zakaria Jurnalis dan Pegiat Literasi

Beberapa waktu lalu, jujur saja saya dikejutkan oleh beberapa pemberitaan media yang mengangkat isu upaya Kota Tarakan untuk mencapai status kota layak anak (KLA). Bukan-bukannya apa-apa, yang mengejutkan iala sikap optimis Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan bakal mampu mengejar poin untuk mendapatkan predikat tersebut.

Wah yang benar saja, percaya diri boleh saja, tapi mawas diri juga diperlukan sebagai birokrat pemerintahan. Membayangkan Tarakan menyandang status KLA saja, sudah cukup membuat manusia bodoh seperti saya tergelitik. Saya mulai terpikir, bagaimana bisa Tarakan mampu mencapai KLA sedangkan menyelesaikan persoalan anak di depan mata saja cukup payah.

Baca Juga

Kalimantan Utara: Potensi Besar, Langkah Strategis Menuju Episentrum Baru

Padamnya “Pelita”: Ketika “Api” Kebodohan Lebih Didengar daripada Suara Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Stabilitas Nilai Rupiah: Pilar Utama Perekonomian

Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Kaltara di Tengah Ketidakpastian Global

Meski tak dipungkiri, upaya gigih Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan dalam menghadirkan pelbagai ruang-ruang bermain dan rekreasi anak, patut mendapat apresiasi. Mengingat, selain untuk kenyamanan anak dan keluarga, taman tersebut juga berhasil membangun perputaran ekonomi di Kota Tarakan.

Kita juga tak bisa menyampingkan begitu saja, upaya Pemkot Tarakan dalam membangun sarana pendidikan yang dapat dikatakan mengagumkan. Namun apakah pembangunan tersebut membuat Tarakan mampu meraih predikat KLA? Tunggu dulu, semut di pasir pun tahu, predikat KLA tidak cukup hanya sebatas menghadirkan fasilitas kota.

Berdasarkan Evaluasi Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) penilaian dapat diukur melalui 24 indikator KLA, yang mencerminkan implementasi atas 5 klaster substantif Konvensi Hak Anak, yang meliputi,

Klaster 1, Pemenuhan hak sipil dan kebebasan anak. Klaster 2, Pemenuhan hak anak atas lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif. Klaster 3, Pemenuhan hak anak atas kesehatan dan kesejahteraan; Klaster 4, Pemenuhan hak anak atas pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya; dan Klaster 5, Perlindungan khusus anak.

Kemen PPPA pun menguraikan, penjelasan dari 5 poin klaster sebagai berikut;

Klaster 1, terkait hak sipil dan kebebasan. Salah satu yang paling penting adalah hak anak untuk mendapat identitas, termasuk pelayanan Akte Kelahiran gratis. Selain itu, anak juga berhak untuk mendapat informasi layak anak.

Klaster 2, terkait lingkungan keluarga dan pengasuhan anak. Klaster ini lebih mengarah pada ketersediaan lembaga konsultasi bagi keluarga terkait pengasuhan dan perawatan anak.

Klaster 3, terkait kesehatan dasar dan kesejahteraan anak. Klaster ini, lebih menyoroti tentang pelayanan kesehatan anak. Mulai dari pemenuhan gizi ibu hamil hingga kesehatan dan gizi anak ketika dalam masa pertumbuhan.

klaster 4 mencakup pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya. setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan yang layak dengan fasilitas yang layak anak dan klaster 5, perlindungan khusus. Diantaranya, penanganan ketika anak dalam situasi konflik atau eksploitasi, dan anak berkebutuhan khusus.

Apakah Kota Tarakan sudah memenuhi syarat indikator dan kluster tersebut.

Mari kita belajar dari Kota Depok yang berhasil mendapatkan predikat KLA selama empat kali secara berturut-turut namun dianggap cacat oleh sebagian besar warganya lantaran Depok dianggap gagal menanggani maraknya kasus pelecehan seksual pada anak. Atau Predikat KLA Tangerang Selatan yang ternoda dan harus dievaluasi lantaran sejumlah Lembaga mempersoalkan kasus eksploitasi anak yang dijadikan manusia silver untuk mengemis pada September 2021 lalu.

Sebagai warga, tentu kita cukup bangga jika daerah kita mendapat predikat tertentu. Namun eloknya, penghargaan itu juga seharusnya selaras terhadap kondisi sebenarnya. Jika tidak, maka hal tersebut cukup memilukan dan reputasi KLA patut dipertanyakan.

Mau berkata apalagi, jikalau dalam beberapa dekade terakhir, kasus ekploitasi di Bumi Paguntaka (Julukan Tarakan) cukup marak, bukannya meredah malah semakin hari terlihat semakin bertambah. Misalnya kasus anak usia sekolah yang menjadi pedagang makanan di perempatan kota dan fasilitas taman kota. Bahkan kondisi ini sudah ada sejak beberapa yang lalu. Bukannya tanpa upaya, beberapa media telah pernah mengangkat persoalan tersebut. Namun, persoalan ini seolah-olah tidak menjadi perhatian serius pemerintah.

Alasannya juga terdengar mengelitik, Dinas terkait yang pernah menanggani hal ini, kala itu pernah menjelaskan jika sebelumnya pemerintah sudah menertibkan dan melakukan mediasi kepada orangtua sang anak. Tapi setelah itu, sang anak tetap kembali berjualan dan sampai sekarang tidak ada tindakan tegas kepada orangtuanya atau pemberi suplai dagangan sang anak.

Melihat kondisi itu, sangat wajar jika sebagian masyarakat menganggap Pemerintah Kota Tarakan belum mampu menanggani persoalan eksploitasi anak. Alih-alih menuntaskan eksploitasi anak, kasus yang menimpah anak malah semakin beragam. Mulai dari ekploitasi pelecehan seksual, kekerasan, diskriminasi bahkan perundungan.

Masih ingat terhadap kasus Seorang guru di salah satu sekolah di Tarakan yang mencabuli empat anak didiknya pada April 2021 lalu. Atau Kasus pelecehan 12 anak yang dilakukan seorang Pemuda Penyuka Sesama Jenis. Atau gadis 15 tahun yang diperkosa oleh Ayah dan kakak kandung pada Desember 2021 lalu. Juga jangan lupakan kasus prostitusi seksual di bawah umur yang terjadi akhir Oktober 2021 lalu.

Bahkan, kasus terbaru menjadi pembuka awal tahun 2022, kasus asusila yang dilakukan seorang oknum guru ngaji kepada 5 orang muridnya. Ini baru masuk pada kasus yang diketahui, bagaimana pada kasus yang tidak pernah dilaporkan atau terlaporkan. Semua kasus yang disebutkan, dapat dicek dan kroscek kevaliditasnya dalam jejak digital berita lokal maupun nasional.

Melihat kondisi ini, apakah layak jika saya memandang upaya Kota Tarakan menyandang status KLA merupakan ekspektasi lucu-lucuan? Semua memang kembali ke penilaian tim penilai Kemen PPPA, namun sekali lagi kejujuran harus di atas segala-galanya.

Kota Tarakan bukan tidak mungkin mendapatkan predikat KLA, namun apakah predikat itu nantinya dapat berdampak besar bagi persoalan anak-anak yang terjadi hari ini?

Buat yang di singgasana, realistislah sekali saja. Berhentilah menjadikan penghargaan sebagai topeng hasil kinerja. Sebagian masyarakat mungkin bisa terpanah namun mereka tidak akan merasakan manfaatnya.

Sepertinya Anak kita tidak membutuhkan predikat KLA atau award lainnya. Tapi anak kita, lebih butuh sentuhan dan perhatian nyata untuk menikmati masa indah kanak-kanaknya.(*)

 

ShareTweetSendShareSend

Berita Lainnya

Kalimantan Utara: Potensi Besar, Langkah Strategis Menuju Episentrum Baru
Ekonomi

Kalimantan Utara: Potensi Besar, Langkah Strategis Menuju Episentrum Baru

25 November 2025 11:25
Padamnya “Pelita”: Ketika “Api” Kebodohan Lebih Didengar daripada Suara Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Opini

Padamnya “Pelita”: Ketika “Api” Kebodohan Lebih Didengar daripada Suara Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

25 November 2025 05:53
Stabilitas Nilai Rupiah: Pilar Utama Perekonomian
Ekonomi

Stabilitas Nilai Rupiah: Pilar Utama Perekonomian

15 November 2025 14:15
Tekanan DPK Terkontraksi, Kredit Kaltara Tetap Solid Dorong Ekonomi
Ekonomi

Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Kaltara di Tengah Ketidakpastian Global

8 November 2025 16:55
Karya Kreatif Benuanta 2025, Memperkuat Ekonomi Lokal Bersama Bank Indonesia Kaltara
Ekonomi

Karya Kreatif Benuanta 2025, Memperkuat Ekonomi Lokal Bersama Bank Indonesia Kaltara

4 November 2025 13:37
Pertumbuhan M2 : Dorongan dari Uang Beredar Sempit dan Uang Kuasi
Ekonomi

Pertumbuhan M2 : Dorongan dari Uang Beredar Sempit dan Uang Kuasi

23 Oktober 2025 13:15
Next Post
Hina Kalimantan, Hasan Basri Kecam Edy Mulyadi

Hina Kalimantan, Hasan Basri Kecam Edy Mulyadi

Gerakan Perempuan Menanam Pohon, Libatkan Berbagai Organisasi Wanita Se-Kaltara

Lestarikan Cagar Budaya, Komunitas TTD Bersihkan Situs Peninggalan Perang Dunia II

Lestarikan Cagar Budaya, Komunitas TTD Bersihkan Situs Peninggalan Perang Dunia II

Discussion about this post

Ikuti Kami

Ikuti Kami
  • Ancaman Nyata Kenaikan Suhu, BMKG Minta Masyarakat Tidak Lagi Anggap Sepele

    Ancaman Nyata Kenaikan Suhu, BMKG Minta Masyarakat Tidak Lagi Anggap Sepele

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kebakaran Hanguskan 5 Rumah di Kampung Bugis

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Disperindagkop Kaltara Tegaskan NIB Syarat Mutlak UMKM Terima Bantuan Pemerintah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kaltara Terjepit Pemotongan TKD 2026, SDA dan Aset Dipatok Jadi Solusi Peningkatan PAD

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rayakan Ragam Kesenian Nusantara:Otorita IKN Gelar Malam Apresiasi Insan Budaya, Pariwisata, dan Ekraf

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Fokus Borneo

Ikuti Kami

Rubrik

  • Advetorial
  • Daerah
  • Derap Nusantara
  • Ekonomi
  • Energi
  • Fokus
  • Hiburan
  • IKN
  • KPH Tarakan
  • Kriminal
  • Kuliner
  • Nasional
  • Olah Raga
  • Opini
  • Otomotif
  • Parlemen
  • Pemkab Bulungan
  • Pemkab Malinau
  • Pemkab Nunukan
  • Pemkab Tana Tidung
  • Pemkot Balikpapan
  • Pemkot Tarakan
  • Pemprov Kaltara
  • Pendidikan
  • Politik
  • Sosial Budaya
  • TNI Polri
  • Travel
  • Video

Recent News

Pengurasan Pipa Berjalan, PTMB Jelaskan Penyebab Kekeruhan Air Sementara

Gandeng Pengusaha Lokal, Kilang Pertamina Unit Balikpapan Hadirkan Sosialisasi dan Pendampingan Registrasi Vendor di PPU

11 Desember 2025 11:45
UBT Luncurkan 32 Buku Institusional, Perkuat Riset Perbatasan dan Visi Entrepreneurship University

UBT Luncurkan 32 Buku Institusional, Perkuat Riset Perbatasan dan Visi Entrepreneurship University

11 Desember 2025 11:41
  • About Us
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2025 PT KITA MEDIA GROUP

error: Content is protected !!
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Advetorial
    • Pemprov Kaltara
    • Pemkot Tarakan
    • Pemkab Bulungan
    • Pemkab Nunukan
    • Pemkab Malinau
    • Pemkab Tana Tidung
    • Pemkot Balikpapan
  • Daerah
  • TNI Polri
  • IKN
  • Kriminal
  • Politik
    • Parlemen
  • KPH Tarakan
  • Ekonomi
  • Pendidikan
  • Olah Raga
  • Sosial Budaya
  • Travel
    • Kuliner
  • Energi
  • Hiburan
  • Opini

© 2025 PT KITA MEDIA GROUP