TARAKAN – Progres pembangunan gedung baru SMP Negeri 7 Kota Tarakan, sudah mencapai 68 persen. Bangunan sekolah tiga lantai ini, nantinya memiliki 20 ruang belajar.
Pembangunan gedung baru SMPN 7 Kota Tarakan yang ditargetkan selesai 14 Juni 2021, terus dikebut. Mempercepat pekerjaan, kontrakan mendatangkan pekerja dari Pulau Jawa.
“Untuk progresnya berdasarkan kontrak awal sudah 68 persen. Seperti yang kita lihat sendiri untuk strukturnya sudah selesai, tinggal finishing. Finishing seperti pemasangan keramik juga sudah sekitar 30 persen terpasang. Terus kalau untuk pintu jendela ditargetkan mulai di minggu ketiga ini,” ujar Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) pembangunan gedung baru SMPN 7 Kota Tarakan Dinas Pendidikan Kota Tarakan Wahyudi, Selasa (2/3/21).
Untuk pekerjaan plamir dinding, sudah mencapai 60 persen tinggal pengecatan yang akan dikerjakan terakhir. Sedangkan pemasangan plafon, selesaia 80 persen.
“Instalasi lampu pengerjaannya mencapai 87 persen tinggal pemasangan titik-titik lampu. Sama untuk struktur, sedikit-sedikit pemasangan kanopi yang belum,” jelasnya.
Bangunan gedung baru SMPN 7 Kota Tarakan terdiri tiga lantai ini, lantai satu nantinya digunakan untuk ruang OSIS, guru, kepala sekolah, operator dan sound system, mechanical, konseling, UKS, tata usaha, mushola dan tempat wudhu.
“Untuk lantai 2 ada ruang kelas, ruang kelas 01 sampai 10 jadi ada 10 ruang kelas, terus ada juga ruang perpustakaan. Di lantai 3 ada 10 ruang kelas juga dan ada ruang laboratorium IPA, Biologi dan Fisika,” bebernya.

Penyelesaian pembangunan gedung baru SMPN 7 bakal menelan anggaran dari APBD Kota Tarakan dengan total 44,9 miliar, terkendala sumber daya manusia adanya pandemi Covid-19. Tenaga kerja yang didatangkan dari Pulau Jawa, jumlahnya terbatas tidak bisa maksimal.
“Kalau untuk finishing pekerjaan rata-rata dikuasai tenaga dari Jawa. Untuk tenaga lokal bukan tidak baik, bukan tidak bagus, cuman untuk tenaga lokal untuk finishing masih tertinggal sama mereka, makanya kita lebih mengutamakan tukang dari Jawa dan tukang dari Jawa kendalanya adalah Covid. Mereka untuk datang ke sini itu ragu, makanya penambahan tenaga tidak signifikan paling bisa nambah 5 orang 8 orang tapi kita berusaha untuk menambah,” terangnya.
Kendala lainnya, dokumen kegiatan yang membutuhkan penegasan karena ada wacana pembangunan gedung baru SMPN 7 ini akan digunakan untuk SMPN 13. Padahal dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan SMPN 7, semua dokumen dan gambar dalam kontrak pembangunan tahap ke 2 tercatat SMPN 7 termasuk IMB.
“Sementara ada wacana diluar adalah SMP 13 kita butuh penegasan itu, karena ada penyesuaian-penyesuaian item pekerjaan seperti pembuatan papan nama sendiri, terus nanti pembuatan pagar pemisah itu perlu kita pikirkan dan itu juga menjadi kendala kami artinya dari sisi administrasi,” tutupnya.(Wic)