TARAKAN – 27 sekolah di Kota Tarakan menggelar simulasi pembelajaran tatap muka (PTM). Simulasi PTM yang dilaksanakan secara bertahap ini, untuk melihat penerapan protokol kesehatan yang ketat demi menangkal penyebaran virus corona.
Salah satu sekolah yang melakukan simulasi PTM, SMPIT Ulul Albab di Kelurahan Kampung Empat Kecamatan Tarakan Timur. Kegiatan ini, juga dipantau DPRD Kota Tarakan dan Ombusman RI perwakilan Kaltara.
Sekolah yang mengikuti simulasi PTM, telah memenuhi sarana dan prasarana (sarpras) prokes. Mulai wastafel, cek suhu badan hingga hand sanitizer yang ditempatkan di setiap kelas. Simulasi PTM dilakukan mulai dari siswa datang ke sekolah diantar orang tua hingga pulang dijemput.
“Tadi siswa datang langsung cuci tangan, selanjutnya cek suhu dan orang tua tidak langsung kembali ya. Setelah di cek suhu sesuai dengan SOP maksimal 37,3 derajat, anak-anak baru diperkenankan masuk kelas dan orang tua boleh pulang. Pas pulang setelah jemputan datang, siswa baru dipanggil. Jika belum datang siswa tetap diam di tempat duduknya tidak boleh kemana-mana,” kata Kepala SMPIT Ulul Albab Kota Tarakan Asep Mahmudin ditemui pada saat simulasi PTM, Selasa (16/3/21).
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Tarakan Tajuddin Tuwo mengatakan simulasi PTM ini, total diikuti 27 sekolah terdiri dari 10 Taman Kanak-kanak dan 17 Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) baik negeri maupun swasta. Dijadwalkan, setiap hari 3 sekolah melakukan simulasi.
“Saya kira sudah bagus sebenarnya, anak-anak juga sudah sangat bersemangat untuk belajar. Malah meminta supaya sekolah dibuka karena kami sudah lama tidak belajar, pengen belajar di sekolah,” ujarnya.
Tajuddin menambahkan sekolah yang melakukan simulasi PTM dan memenuhi syarat, selanjutnya akan diajukan ke Wali Kota Tarakan untuk meminta persetujuan.
“Jika memenuhi syarat, sekolah ini nantinya kita akan mengajukan lagi izin ke pak Wali Kota. Kalau sudah mendapat ijin dari pak Wali Kota, akan kita buka,” ucapnya.

PTM ini dijelaskan Tajuddin, untuk mengakomodir orang tua siswa yang menginginkan anak melakukan pembelajaran secara langsung. Disdik juga menurunkan tim untuk melihat langsung simulasi PTM dan menyerap aspirasi siswa, guru dan orang tua siswa yang datang mengantar dan menjemput anaknya yang mengikuti simulasi di sekolah.
“Makanya kita turunkan tim untuk melihat langsung seperti apa keinginan siswa, keinginan guru dan juga orang tua siswa. Orang tua disini sangat antusias, kita lihatkan anak-anak tidak dikeluarin sebelum dijemput sama orang tuanya. Jadi itu salah satu cara untuk mengindari terjadinya grup-grup diskusi dilapangan,” terangnya.
Bagi orang tua yang tidak mengijinkan anaknya mengikuti PTM, disampaikan Tajuddin juga diakomodir. PTM ini hanya bagi siswa yang sudah mendapatkan ijin dari orang tuanya. “Kalau yang tidak diijinkan oleh orang tuanya biar anaknya mau, biarpun sekolah nya dibuka harus menolak,” tegasnya.
Sebelum PTM dibuka, disampaikan Tajuddin sekolah yang sudah memenuhi persyaratan, gurunya akan menjalani rapid test antigen. Rapid test antigen ini, nantinya dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota Tarakan.
“Guru nantinya juga dilakukan pemeriksaan kesehatan mungkin tes rapid antigen yang di adakan oleh Dinas Kesehatan untuk sekitar 100 guru akan melakukan simulasi,” tuturnya.
Tajuddin berharap guru di Kota Tarakan secepatnya mendapat vaksin sebelum nantinya dibuka PTM. Upaya ini untuk mencegah penyebaran Covid-19 di sekolah.
“Berharap dapat jatah vaksin untuk teman-teman guru, supaya guru semua bisa divaksin. Sekolah yang membuka pembelajaran tatap muka, bisa diijinkan oleh pak Wali Kota. Kalau bisa sekarang lebih cepat, kalau ada sekarang guru siap” tutupnya.(Wic)