TARAKAN – Sebanyak 299 siswa Sekolah Islam Terpadu (SIT) Ulul Albab Kota Tarakan, mengikuti wisuda tahfidz Qur’an yang dilaksanakan di Kayan Hall Hotel Tarakan Plaza, Minggu (5/3/23).
Dari 299 siswa yang mengikuti wisuda Tahfidz ke 7 tersebut, terdiri dari siswa SDIT sebanyak 133 orang, SMPIT 77 orang dan SMAIT 91 orang.



Baca juga : Persoalan Transportasi dan Kebutuhan Guru di SLB Jadi Perhatian Komisi 4 DPRD Kaltara



Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Islam Ulul Albab Syamsuddin Arfah mengatakan wisuda tahfidz Qur’an ke 7 ini merupakan salah satu upaya SIT Ulul Albab membantu pemerintah menciptakan sumber daya manusia yang unggul dalam akademis dan hafalan Quran. Setiap tahun, SIT Ulul Albab melakukan 2 kali wisuda yaitu wisuda kelulusan dan tahfidz mulai dari SD, SMP dan SMA.




Wisuda Tahfidz SIT Ulul Albab. Foto : Ist
“Kita punya target di tiap santri itu, punya modal hafalan Quran. Dan itu merupakan nilai lebih dan keistimewaan di Ulul Albab yang mungkin tidak dipunyai oleh sekolah-sekolah lain, jadi bukan hanya berprestasi di akademis maupun di bidang-bidang keterampilan lain, tetapi juga di hafalan Quran,” kata Syamsuddin kepada Fokusborneo.com.

Syamsuddin menjelasan setiap tahun jumlah siswa yang mengikuti wisuda tahfidz terus bertambah dengan mengundang orang tua siswa. Tujuan hafalan ini, untuk mendekatkan siswa kepada sumber akhlak yaitu Quran.
Baca juga : Pelindo Mengajar, Kenalkan Bisnis Pelabuhan ke Pelajar SMA Negeri 1 Tarakan
“Jadi mereka itu terbiasa untuk berinteraksi dengan Al’Quran dan santri serta siswa dibiasakan seperti itu. Artinya Ulul Albab kami berkontribusi terhadap pendidikan dengan membangun masyarakat Kaltara khususnya Tarakan melalui pendidikan yang berbasis akhlak,” ujar Syamsuddin.
Syamsuddin menambahkan SIT Ulul Albab yang menjadi sekolah favorit, tidak hanya ingin mencetak lulusan yang unggul dalam akademis dan keterampilan tetapi juga berbasis akhlak.

Wisuda Tahfidz SIT Ulul Albab. Foto : Ist
“Itu dibuktikan setiap tahun sebelum penerimaan siswa baru, kami sudah membuka lebih dulu penerimaan siswa dalam bentuk PPDB dan itu selalu penuh dan ditambah lagi orang-orang yang ingin masuk itu koutanya selalu tidak cukup. Ini pun banyak desakan seperti SD kita hanya menerima 4 kelas tetapi jumlah yang mendaftar jauh lebih banyak tapi kita dibatasin oleh kuota,” beber Syamsuddin.
Baca juga : Polres Amankan Sabu 2,7 Kg dari Jaringan Internasional, 2 Orang Masih DPO
Syamsuddin menerangkan banyaknya ingin memasukan anaknya ke SIT, membuat masyarakat mendatangi pembinaan Yayasan untuk menambah kuota penerimaan siswa baru. Hanya saja, semua terganggu aturan.
“Sebenarnya bukan hanya dibatasin dari Disdik, tapi memang aturan dari Kementerian kita tidak bisa nambah. Memang setiap tahun saya sebagai pembina yayasan itu di datangin, tapi kita memang gak bisa nambah kuota khususnya SD,” tutup Syamsuddin.(Mt)