TARAKAN – Beberapa waktu lalu, Hasan Basri menjadi yang pertama mengambil formulir pendaftaran bakal calon Gubernur di penjaringan yang digelar Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hal itu tentu menunjukkan keseriusannya untuk mengabdi di Kaltara melalui jabatan Gubernur.
Dikonfirmasi usai kegiatan buka bersama dan berbagai dengan anak panti asuhan melati, Sabtu (6/4/24) Hasan Basri mengatakan sudah dihubungi Sekjen Partai Demokrat dan Ketua DPC Demokrat Kota Tarakan untuk ikut penjaringan yang sudah dibuka sejak Jumat (5/4/24) lalu.
“Saya katakan, saya siap dan akan melakukan pendaftaran. Tapi tetap keputusan akhirnya saya harus membicarakan dengan keluarga. Kalau partai-partai membuka pendaftaran dan selama masih normatif kemudian tidak terlalu membebani, misalnya mahar terlalu berat, untuk apa kan. Kita maunya pemimpin di Kaltara dilahirkan untuk membangun Kaltara,” katanya.
Hasan Basri juga mengungkapkan Kaltara sudah dua kali merasakan dipimpin Gubernur dari luar Kaltara. Belum pernah merasakan putra daerah yang memimpin, padahal sebagai salah satu pendiri membuat Kaltara itu ada, harusnya bisa dipimpin putra daerahnya sendiri.
“Kita mau rasakan juga bagaimana Kaltara ini dipimpin putra daerahnya. Kita punya sumberdaya manusianya, ada kemampuan untuk itu (kepala daerah berasal dari Kaltara),” bebernya.
Masyarakat harus melihat apa yang sudah dihasilkan pemimpin dari luar Kaltara memimpin. Dibandingkan lagi dengan apakah ada sumberdaya manusia dari Kaltara yang sebenarnya bisa memimpin.
Hanya saja, siapa dan polanya seperti apa. Jika semua masyarakat Kaltara berharap pemimpinnya menggunakan cara yang tidak benar untuk menang, maka ia juga tidak siap.
“Banyak ajakan, ada kader partai dan luar partai. Hampir semua calon hubungi saya untuk siap berpasangan. Tapi, saya yang masih menyampaikan sabar, mari dilihat, biar saya daftar dulu,” tuturnya.
Dari figur bakal calon yang sudah meminangnya, Hasan Basri mengatakan sudah memiliki kriteria sendiri akan berpasangan dengan figur seperti apa. Paling tidak, kata dia harus memiliki visi dan misi yang baik untuk Kaltara. Kemudian siap untuk membuat MoU siap tidak korupsi selama memimpin Kaltara, apalagi nepotisme dan lainnya.
“Tidak terlalu banyak cawe-cawe lah untuk kepentingan yang lebih kecil, remeh temeh. Masa urusan masuk sekolah pun pemerintah daerah yang mengurusi, kasihlah pihak yang punya kepentingan lebih luas. Pemimpin Kaltara harus berpikir lebih besar, bagaimana Kaltara bisa menyamai provinsi lainnya,” pungkasnya.
Baca juga : Ini Daftar Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Tradisional di Tarakan
Melihat Kaltara saat ini, menurutnya lebih tenggelam dari sebelumnya. Belum lebih maju.
“Sedih lah, kita ini pendiri terbentuknya Kaltara yang berdarah-darah melakukan demo, loncat pagar dan lainnya. Tapi melihat Kaltara yang sekarang ini, sedih. Program yang kita masukkan dibiarkan bahkan dihalang-halangi,” tandasnya.
Banyak mimpi yang akan dibangunnya di Kaltara, jika diberikan kepercayaan untuk memimpin provinsi ke 34 ini. Sebagai orang yang lahir dan besar di Kaltara, ia memastikan akan berbuat yang terbaik untuk kepentingan Kaltara.
“Setidaknya, saya 10 tahun lebih maju dari yang sekarang. Paling pertama soal pendidikan, SDM, kesehatan dan sumberdaya alam yang tidak terkelola dan termanajemen dengan baik. Kalau maju suatu daerah, maka sumberdaya manusianya dulu yang harus baik dan maju,” tegasnya.(**)
