TARAKAN – 20 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 2A Kota Tarakan mendapatkan sertifikat pengolahan hasil laut dari UPTD Lembaga Latihan Kerja (LLK) Kota Tarakan. Pemberian sertifikat ini, karena dinilai berkompeten setelah mengikuti pelatihan pemgolahan hasil laut selama 5 hari.
Penyerahan sertifikat, diberikan dalam penutupan pelatihan pengolahan hasil laut di workshop Lapas Kelas 2A Kota Tarakan, Jumat (8/10/21). Acara penutupan ini, juga dihadiri pejabat Lapas dan UPTD LLK Kota Tarakan.
Kepala UPTD LLK Kota Tarakan Andi Arfan menjelaskan 20 warga binaan yang menjadi peserta pelatihan, dinilai berkompeten dalam pengolahan hasil laut dan berhak menerima sertifikat dari LLK Kota Tarakan.
“Insyakallah setelah mereka keluar dari Lapas, sertifikatnya bisa dipakai untuk modal tambahan melamar pekerjaan maupun membuka usaha. Jadi sertifikat itu sebagai bukti bahwa bisa mengolah hasil laut,” kata Andi Arfan saat diwawancarai Fokusborneo.com.
Dikatakan Andi, Selama 5 hari warga binaan mendapat 21 materi olahan hasil laut. Diharapkan warga binaan bisa menerapkan ilmu yang diperoleh selama pelatihan agar bisa menghasilkan uang.
“Selesai ini mereka langsung mengaplikasikan untuk memproduksi olahan hasil laut supaya mempunyai nilai jual. Artinya prodak yang mereka buat langsung dipasarkan di dalam Lapas juga,” ujar Andi.
Meskipun sudah selesai pelatihan, dijelaskan Andi LLK masih akan memberika bimbingan dan pengawasan. “Kalau mereka masih ada yang ditanyakan, LLK terbuka untuk membantu mereka,” tutur Andi.

Kasubag Tata Usaha Lapas Kelas 2A Kota Tarakan Haeruddin menambahkan warga binaan ini ada 2 pembinaan yaitu pembinaan kepribadian dan kemandirian. Sebelum ke kemandirian, warga binaan diberikan pembinaan kepribadian seperti belajar membaca dan menulis.
“Ini sebagai bekal hidup kelas setelah menjalani pidana. Sesuai semboyan kita kegiatan ini yaitu memulihkan kehidupan warga binaan setelah dari sini,” jelas Haeruddin.
Dikatakan Haeruddin, bekal keilmuan ini bisa menjadi modal warga binaan setelah keluar dari lapas. Selesai pelatihan, selama di lapas warga binaan akan dibuatkan usaha supaya bisa menghasilkan uang.
“Jadi mereka keluar nanti mereka dapat premi. Tapi preminya ini dibuat dalam bentuk tabungan tidak diberikan uang. Lapas sudah bekerjasama dengan BRI untuk membuat tabungan mereka,” tambah Haeruddin.

Dijelaskan Haeruddin, uang premi tersebut nantinya bisa menjadi modal usaha selepas dari Lapas. Selain mendapatkan ilmu selama pelatihan, warga binaan juga mempunyai modal.
“Karena ilmu tanpa modal sekarang susah bersaing. Kebetulan tahun ini ada 4 paket kegiatan, jadi nanti ada lagi pelatihan untuk warga binaan sebagai bekal kelak setelah keluar,” pungkas Haeruddin.
Adanya pelatihan ini, disambut baik warga binaan. Salah satunya AR yang menjalani pidana karena kasus narkoba.
AR merasa bersyukur adanya pelatihan pengolahan hasil laut. Sebab bisa menambahkan keterampilan sebagai bekal kelak selesai menjalani pidana di Lapas Kelas 2A Kota Tarakan.
“Terima kasih kepada pembimbing yang telah memberikan perhatian dan membimbing kami warga binaan bisa mandiri kelak. Pelajaran yang diperoleh ini, sangat berharga dan sebagai modal untuk menjadi orang yang lebih baik lagi usai keluar dari Lapas dan tidak mengulangi masa kelam,” ujar AR.(Mt)