TARAKAN, Fokusborneo.com – Kejaksaan Negeri (Kejari) Tarakan resmi menahan tiga tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh salah satu bank BUMN di Tarakan. Penahanan dilakukan setelah ketiganya diperiksa sebagai tersangka, Senin (3/11/25).
Penasihat hukum ketiga tersangka, Ega Surya Perdana, S.H., mengatakan dirinya baru ditunjuk untuk mendampingi setelah pemeriksaan sebagai tersangka dilakukan.
“Kebetulan saya penunjukkan, baru hari ini setelah pemeriksaan dan dilakukan penahanan,” ujarnya.
Menurut Ega, para tersangka ditahan karena ancaman hukuman dalam perkara tersebut di atas lima tahun, sehingga wajib didampingi oleh penasihat hukum.
“Kalau tersangka tidak bisa menyediakan pengacara sendiri, maka wajib kami dampingi,” katanya.
Ia memastikan, secara umum seluruh tersangka dalam kondisi sehat. Namun, satu orang tersangka diketahui memiliki keluhan kesehatan karena sakit dan tetap dipantau dokter.
“Ada satu yang secara fisik memang sakit, tapi dari hasil rekomendasi dokter, yang bersangkutan masih bisa menjalani penahanan. Hanya saja harus dalam pantauan medis,” jelas Ega.
Apabila dalam masa tahanan kondisi kesehatan tersangka tersebut memburuk, lanjutnya, penyidik akan mempertimbangkan langkah pembantaran sesuai prosedur.
“Untuk saat ini masih bisa menjalani masa tahanan, nanti kalau ada perkembangan kesehatan, baru menunggu hasil pemeriksaan lanjutan,” tambahnya.
Ega mengungkapkan, dalam pemeriksaan hari ini, para tersangka dimintai keterangan seputar tugas pokok dan tanggung jawab mereka masing-masing.
“Materi pemeriksaan masih seputar tupoksi pekerjaan. Satu tersangka sebagai mantri di bank BUMN, satu lagi agen drilling, dan satu ASN di salah satu dinas,” ujar Ega.
Ia menjelaskan, dua tersangka berasal dari pihak nonpemerintah, sementara satu lainnya adalah aparatur sipil negara. “Kalau yang mantri itu pegawai bank, yang satunya agen drilling, dan satu lagi ASN,” terangnya.
Ketiganya saat ini ditahan di Lapas Kelas IIA Tarakan selama 20 hari ke depan. Ega menegaskan, dirinya masih mendampingi sebagai penasihat hukum penunjukan, sambil menunggu keputusan keluarga para tersangka apakah pendampingan akan dilanjutkan hingga tahap persidangan.
“Sekarang posisi kami masih pendampingan penunjukkan. Kalau keluarga sepakat, nanti dibuat surat kuasa khusus untuk pendampingan sampai persidangan. Tapi kalau tidak, kami mendampingi sampai tahap dua saja,” jelasnya.
Ega menambahkan, meskipun salah satu tersangka berada dalam pantauan dokter, seluruhnya dalam kondisi stabil dan masih bisa berkomunikasi dengan baik selama pemeriksaan.(**)














Discussion about this post