TARAKAN – Bersama rakyat, Partai Keadilan Sosial (PKS) terus menyuarakan penolakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Menurutnya, kenaikan BBM ini semakin membuat rakyat Indonesia menderita ditengah kondisi perekonomian sekarang setelah pandemi Covid-19.
Hal itu, disampaikan Perwakilan Bidang Pembinaan Wilayah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS Zaenal Hasyim saat menghadiri pendidikan politik dan sosialisasi nasional konsepsi dasar partai di Hotel Lotus Kota Tarakan, Sabtu (17/9/22).
“Setelah pandemi kan ekonomi masyarakat terpuruk kan. Kalau BBM naik apa kah akan semakin baik, malah semakin membuat terpuruk kan dan sengsara,” kata Hasyim.

Ditegaskan Hasyim, atas dasar tersebut, PKS dimana-mana menyuarakan penolakan kenaikan BBM. Ia menilai pemerintah belum berhasil mengangkat perekonomian Indonesia pasca pandemi Covid-19.



“Protes ini menunjukan bahwa PKS bersama rakyat. Harapan kami kenaikan dibatalkan dan direvisi kembali, karena Malaysia saja harganya lebih rendah dari Indonesia dan malahan diturunkan lagi sama pemerintahnya,” beber Hasyim.
Apabila, dijelaskan Hasyim harga minyak dunia mengalami penurunan. Justru terbalik di Indonesia harga BBM naik, ini yang menjadi pertanyaan PKS.

“Sebenarnya ada apa dengan negara ini. Karena negara tidak bisa mengakomodir, akhirnya BBM dinaikan artinya beban negara dibebankan kepada rakyat padahal rakyat sudah menderita,” beber Hasyim.
Suara penolakan kenaikan BBM ini, disampaikan kader PKS mulai dari tingkat atas sampai bawah. Baik kader PKS yang duduk di DPR RI, DPRD Provinsi maupun di DPRD Kabupaten dan Kota.
“Ini terus disuarakan. Bahkan kemarin Fraksi PKS di DPR RI walk out dari sidang paripurna. Kalau pemerintah punya nurani, ya semestinya mempertimbangan suara wakil rakyat dan suara rakyat,” ujar Hasyim.(Mt)